REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Lebaran sudah di depan mata. Dalam hitungan hari, hanya tinggal delapan hari lagi menuju Idul Fitri. Masyarakat yang tinggal di berbagai kota besar, terutama Jakarta, sudah mulai mudik ke kampung halamannya masing-masing.
Hal itu seperti yang terlihat di jalur pantura Indramayu, Ahad (20/7) Malam. Arus kendaraan dari arah Jakarta, mulai mengalir ke arah Cirebon untuk selanjutnya ke arah Jateng dan Jatim.
Berdasarkan pantauan di jalur pantura Langut, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, iring-iringan pemudik didominasi mobil pribadi dan sepeda motor. Banyak pula bus dari arah Jakarta yang dipenuhi penumpang jurusan Jateng.
Para pemudik yang ramai melintasi jalur pantura Indramayu itu merupakan wiraswastawan maupun pekerja swasta yang sudah libur atau mengambil cuti. Mereka memang sengaja mudik lebih awal untuk menghindari padatnya arus kendaraan pekan depan.
Pilihan para pemudik itu memang tepat. Mereka bisa melajukan kendaraannya dengan kecepatan antara 60 hingga 80 km per jam. Mereka tidak menemukan kendala berarti dan bisa menempuh perjalanan Jakarta - Indramayu dalam waktu empat jam.
''Tidak ada macet, lancar. Sengaja mudik hari ini karena anak-anak sudah libur sekolah,'' ujar pemudik yang akan ke Tegal, Hendrik.
Berbeda dengan sehari sebelumnya, arus kendaraan pemudik yang melintasi jalur pantura Cirebon sempat mengalami kepadatan, tepatnya di depan pasar Tegalgubug. Pasalnya, pasar sandang terbesar di Jabar itu sedang memasuki hari pasaran, Sabtu (19/7).
Di hari pasaran itu, para pedagang banyak yang membuka lapaknya di sepanjang bahu jalan di depan pasar. Kondisi itu membuat arus kendaraan menjadi padat merayap. Kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan sekitar 10 km per jam.
Selain para pedagang, tersendatnya arus kendaraan juga terjadi akibat banyaknya pembeli maupun warga yang hilir mudik memasuki pasar. Mereka juga menyeberang jalan secara sembarang.
Kondisi itu diperparah dengan banyaknya kendaraan umum yang berhenti seenaknya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Belum lagi, penarik becak yang mangkal di depan pasar.
''Berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, kalau mudik hari sabtu, di depan pasar ini selalu macet seperti ini,'' keluh seorang pemudik asal Jakarta, Suprapto.
Pria yang berprofesi sebagai seorang wirausahawan itu mengaku sengaja memilih mudik hari ini karena anak-anaknya sudah memasuki libur sekolah. Dia menghindari kemacetan parah di jalur pantura pada pekan depan.
Untuk mengurai kepadatan kendaraan, petugas di lokasi menerapkan pola 3 : 1. Yakni, kendaraan dari arah Jakarta menuju Jateng menempati tiga lajur kendaraan. Sedangkan kendaraan dari arah sebaliknya hanya menempati satu lajur jalan.
Sementara itu, guna memantau arus lalu lintas pemudik, Satlantas Polres Indramayu memasang sejumlah kamera pengintai atau cctv di beberapa titik rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Beberapa titik itu adalah Sewo, Patrol, Eretan, Lohbener, Jatibarang dan Karangampel.
Kasat Lantas Polres Indramayu, AKP Andryanto mengatakan, selain memasang cctv di enam titik tersebut, pihaknya juga menyiagakan personil reaksi cepat di titik lokasi cctv. Jika terjadi kemacetan maupun kecelakaan lalu lintas, petugas itu bisa segera menuju lokasi dalam waktu cepat.