Rabu 23 Jul 2014 06:50 WIB

Begini Cara Kerja Iron Dome Israel

An Israeli soldier walks near the launcher of an Iron Dome missile interceptor battery deployed in the southern Israeli coastal city of Ashkelon January 16, 2014.
Foto: Reuters/Amir Cohen
An Israeli soldier walks near the launcher of an Iron Dome missile interceptor battery deployed in the southern Israeli coastal city of Ashkelon January 16, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Theodore Postol, seorang ahli fisika dan ahli rudal pertahanan dari Massachusetts Institute of Technology, agar efektif, pencegat itu harus dapat menghantam roket yang datang secara tepat dan menghancurkan hulu ledak yang sebenarnya, atau bahan peledak yang dimasukkan ke ujung depannya.

"Satu-satunya cara pencegat Iron Dome dapat mengetahui di mana bagian depan roket artileri adalah dengan pencahayaan," ujar Postol seperti dilansir VOA, Rabu (22/7). Menurutnya, ada sebuah sekering laser memproyeksikan sinar ke arah roket artileri, yang memantulkan cahaya.

Setelah penundaan sebentar, ujar Postol, pencegat Iron Dome meledakkan bom berbentuk silinder yang terdiri dari sejumlah batang. Batang-batang ini akan menyebar menjadi fragmen-fragmen ledakan ke dalam roket yang datang dan hulu ledak, meledakkan keduanya.

Namun banyak hal yang bisa meleset dalam keterlambatan antara detonasi dan dampaknya, menurut Postol. Dengan memeriksa video pencegatan Iron Dome dari 2012 sampai baru-baru ini, ia dan para ilmuwan mengatakan bahwa Iron Dome seringkali luput menembak sasaran.

"Roket akan tetap mendarat dan hulu ledak akan tetap meledak," ujarnya. "Jadi definisi dari 'mencegat' dalam situasi ini adalah penghancuran hulu ledak. Dan terkadang orang-orang mengatakan bahwa jika mereka akan menghantam roket artileri, mereka akan membelokkannya. Itu juga tidak benar."

"Tingkat kesuksesan Iron Dome adalah sekitar 90 persen," ujar Weiss.

"Sistem Pertahanan Udara Iron Dome telah sangat berhasil dalam mencegah kematian dan kerusakan yang tak terbayangkan di seluruh Israel. Hamas meluncurkan roket-roket dengan tujuan meneror dan menyasar populasi sipil Israel dan Iron Dome telah memainkan peran sentral dalam menjaga warga sipil Israel."

Postol mengatakan ia yakin tingkat pencegatan lebih tepatnya sekitar 5 persen. "Ingat, saya dulu menunjukkan bahwa tingkat pencegatan 96 persen yang diklaim untuk rudal Patriot di Perang Teluk 1991 sebenarnya hanya nol, dan semua orang sekarang menerima hasil itu," ujarnya.

Jika ia benar, mengapa hanya satu orang Israel yang tewas?

Menurut laman Israeli Home Front, roket-roket yang ditembakkan ke Israel membawa bahan peledak yang relatif sedikit yang dapat merusak bangunan dan melukai orang-orang di luar ruangan. Namun berkat sistem pertahanan sipil yang canggih yang termasuk tempat perlindungan di setiap bangunan dan sistem peringatan dini yang canggih, menurut Postol, orang-orang Israel dapat terhindar dari bahaya.

Menurut Binnie, Israel "menembakkan sistem yang sangat mahal untuk mencegat ancaman yang sangat murah. Akan lebih baik jika ada lebih banyak informasi sehingga orang-orang memiliki ide yang lebih baik apa yang terjadi."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement