REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih laba bersih Rp 9,6 triliun hingga kuartal II 2014, atau tumbuh 15,6 persen dibanding periode yang sama di 2013 sebesar Rp 8,3 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang peningkatan pendapatan bunga bersih dan pertumbuhan pendapatan atas jasa (fee based income), kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis (24/7).
Hingga kuartal II 2014, pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) Mandiri sebesar Rp 19,4 triliun atau tumbuh 17,6 persen dari periode yang sama di 2013 sebesar Rp 16,4 triliun.
"Sehingga LDR-nya (rasio pembiayaan terhadap pendanaan/loan to deposit ratio) mencapai 86,97 persen," ujarnya.
Rasio tersebut masih di bawah batas ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan rasio LDR sebesar 91 persen.
Sedangkan, pendapatan atas jasa (fee based income) hingga kuartal II, kata Budi, mencapai Rp7,3 triliun atau tumbuh 11,5 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 6,5 triliun.
Budi mengatakan kuartal II dan kuartal I pada 2014 memang menjadi masa yang cukup sulit bagi perbankan, karena pelambatan di beberapa sektor.
"Karena susah, jangan yang dilihat hanya laba, tapi kami juga terus menjaga likuiditas," ucapnya. Hingga kuartal II 2014, total kredit yang telah disalurkan Bank Mandiri mencapi Rp485,8 triliun, atau tumbuh 13,3 persen dari Rp428,7 triliun di kuartal II 2013.
Komposisi dari penyaluran kredit itu ditopang dari kredit untuk sektor produktif yang mencapai Rp 370,1 trilun dan UMKM, mencapai Rp 65,8 triliun.
Pertumbuhan kredit sektor produktif ditopang oleh pembiayaan untuk sektor pengolajan sebesar Rp91,9 triliun, dan perdagangan, restoran dan hotel mencapai Rp 83,6 triliun.
Namun, Budi mengakui, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal II masih lebih rendah dibanding pertumbuhan kredit.
Total DPK yang berhasil dihimpun adalah Rp 555,9 triliun atau hanya tumbuh 10,7 persen dari periode yang sama di 2013 sebesar Rp 502,4 triliun. Komposisi DPK itu ditopang oleh tabungan yang mencapai Rp 226,1 triliun.
Di sisi lain, berkat pertumbuhan laba tersebut, aset Mandiri tumbuh 13,8 persen year on year menjadi Rp 764,9 triliun.