REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara minta kepada masyarakat dan generasi muda yang mengikuti kegiatan Madrasah Ramadhan selama bulan suci agar jangan berhenti, dan terus dilanjutkan pada hari-hari biasa.

"Karena kegiatan Madrasah Ramadhan tersebut memberikan manfaat yang cukup besar bagi pembinaan mental dan karakter manusia agar menjadi lebih baik," kata Ketua MUI Sumut, H Abdullah Syah di Medan.

Hal tersebut dikatakannya usai melaksanakan Shalat Idul Fitri di Lapangan Merdeka Medan.

Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho, Wakil Gubernur Sumut HT Erry Nuradi, Wali kota Medan Tengku Dzulmi Eldin dan ribuan warga Medan melaksanakan Shalat Idul Fitri tersenbut.

Abdullah Syah menyebutkan, melalui Madrasah Ramadhan itu, bukan hanya mewujudkan manusia yang bertakwa, tetapi juga melahirkan generasi muda harapan bangsa.

Oleh karena itu, katanya, Madrasah Ramadhan ini harus tetap dilanjutkan dan jangan hanya ada pada saat bulan Puasa.

"Kalau tidak bulan Puasa, maka tidak ada kegiatan yang memberikan siraman rohani dan pengajaran tentang Agama Islam kepada masyarakat, hal seperti ini jangan sampai terjadi," ujar Guru Besar Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara.

Ketua MUI mengatakan, pengajaran dan pemahaman tentang agama pada Madrasah Ramadhan tersebut, harus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga masyarakat mendapatkan ilmu tentang agama secara luas.

Selain itu, jelasnya, melalui ceramah-ceramah agama yang diberikan pada kegiatan Madrasah Ramadhan tersebut dapat memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat.

Selama ini, masyarakat yang tidak begitu peduli dengan Agama Islam tersebut, namun kini mereka telah kelihatan rajin dalam melaksanakan Shalat.

Bahkan, katanya, masyarakat yang telah mengikuti Madrasah Ramadhan itu, memiliki nilai tambah dan pemahaman tentang Agama Islam.

"Masyarakat tersebut juga memiliki ketakwaan yang cukup tinggi pada diri mereka, hal ini jelas suatu kebanggaan bagi kita yang telah melaksanakan siar Agama Islam tersebut," kata Abdullah Syah.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00