REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD -- Duta Besar Indonesia untuk Serbia, Semuel Samson menyampaikan keterkejutannya atas pemberian "Penghargaan Tertinggi" yang disampaikan secara khusus hanya kepada Dubes RI pada momentum yang sangat istimewa.
Dubes Samson mengatakan, sebenarnya dirinya tidak layak menerima penghargaan ini, dan umat Islam Serbia tidak perlu memberikannya, karena apa yang dilakukannya selama ini bersama staf KBRI Beograd adalah hal-hal yang menjadi tugas dan kewajibannya, yang patut dikerjakan oleh siapapun, termasuk yang sedang bertugas sebagai Kepala Perwakilan di negara sahabat.
"Tidak ada pamrih dari penunaian atas tugas-tugas tersebut, selain hanya ingin melihat hubungan kedua Negara sahabat, terutama hubungan antarmasyarakat kedua bangsa, Indonesia dan Serbia, terus berkembang akrab, maju dan saling menguntungkan," ujarnya.
Walaupun demikian, atas pemberian "Penghargaan Tertinggi" ini, Dubes Semuel Samson menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada masyarakat dan pimpinan umat Islam Serbia, juga kepada masyarakat dan pemerintah Serbia atas penerimaan yang sangat akrab dan dukungan kerja sama yang diberikan selama ini.
Penghargaan ini ditujukan dan menjadi milik seluruh staf KBRI Beograd dan mitra kerja di Indonesia yang berupaya sekuat tenaga untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Serbia, di segala bidang, termasuk di bidang keagamaan.
"Penghargaan ini sekaligus untuk mensyukuri 60 tahun hubungan persahabatan Indonesia - Serbia, yang telah terjalin dengan eratnya sejak era kepemimpinan Presiden Sukarno dan Presiden Josip Broz Tito, hingga saat ini," ujar Dubes Samson.
Sebagai sahabat rakyat dan pemerintah Serbia, Dubes Samson menyampaikan harapan dari umat Islam Serbia, kepada Presiden Nikolic, kiranya berkenan melimpahkan tanah dan bangunan di komplek Masjid "Bajrakli" di Beograd, menjadi milik umat Islam Serbia dan membantu rencana pendirian Islamic Center di kota Beograd.
Ikuti Whatsapp Channel Republika