REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walaupun sudah sepakat harga baru Solar periode Juli sampai dengan Desember 2014, pasokan Solar PT PLN (Persero) tetap dipotong. PT Pertamina (Persero) beralasan tarif Solar untuk tahun lalu dan semester satu 2014 belum disepakati.
VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, sampai saat ini belum terjadi kesepakatan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk periode tahun lalu dan semester I 2014.
''Pertamina sudah memberikan harga di bawah evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),'' kata dia kepada //Republika//, Ahad (10/8) siang.
Ali mengungkapkan, high speed diesel (HSD) dipatok 108,8 persen dari Mean of Platts Singapore (MOPS) dan marine fuel oil (MFO) dipatok 110,2 persen dari MOPS untuk periode 2013. Lalu, untuk tarif 2014 tarif HSD 109,5 persen dari MOPS dan MFO 111 persen dari MOPS untuk periode 2014.
Dia menyayangkan sikap PLN yang hanya menyepakati harga HSD 109,5 persen dari MOPS dan MFO 111 persen dari MOPS untuk periode Juli sampai dengan Desember 2014 saja. Sedangkan untuk tahun sebelumnya dan semester I 2014 PLN tidak setuju dengan tarif baru. Padahal, selama periode tersebut Pertamina sudah memberikan pasokan sesuai permintaan PLN dengan ketentuan harga dari BPKP.
Persetujuan harga baru semester II 2014 disepakati pada Jumat (8/8).
Dia melanjutkan, ironisnya, pada semester I 2014 PLN membukukan keuntungan Rp 12 triliun. Padahal, komitmen atas biaya BBM tidak dijalankan.
Ali mengatakan, melihat sikap PLN, pihaknya hanya akan memasok BBM 50 persen dari kebutuhannya.
''Kalau tidak begitu, siapa yang menanggung kerugian Pertamina ? Dan kita terus suplai waktu itu karena ada janji harga akan disesuaikan setelah review dari BPKP,'' jelas dia.