REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kilang gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Arun akan kembali dioperasikan. Dari enam kilang, empat kilang akan kembali dioperasikan. Sedangkan, dua lainnya sudah tidak layak digunakan. Diperkirakan pada November pengerjaan selesai.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, enam kilang tersebut sudah tidak digunakan lagi. ''Dulu dipakai untuk kebutuhan ekspor seperti Tangguh LNG,'' kata dia di kantor Kementerian BUMN, Senin (11/8).
Sebelumnya, kilang LNG Arun terancam berhenti beroperasi pada 2014 karena pasokan gas menipis dan berakhirnya kontrak. Enam kilang tersebut berkapasitas 12,5 juta ton per tahun (MTPA).
Menurut Dahlan, dari total enam train yang ada, empat kilang akan dialihfungsikan. Apabila dahulu digunakan untuk kebutuhan ekspor, kini digunakan buat kebutuhan impor. Jadi, empat kilang itu disetel untuk menerima (receiving).Dia menerangkan, kondisi terkini, pengerjaan sudah mencapai 95 persen.
Dahlan mengatakan, produksi LNG dari empat kilang itu akan digunakan untuk kebutuhan industri dan PLN di Medan. Dia memperkirakan pada November pengerjaan empat train tersebut selesai 100 persen. Lalu, pada Januari 2015 pengapalan LNG pertama mulai dilakukan.