REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Ribuan warga Israel yang mendukung perundingan perdamaian dengan Otoritas Palestina untuk mengakhiri konflik di Gaza turun ke jalan untuk berdemonstrasi di Tel Aviv, Sabtu (16/8). Demonstrasi pro-perdamaian itu merupakan yang terbesar di Israel sejak dimulainya operasi serangan militer yang menyebabkan tewasnya 1.980 warga Palestina dan 67 warga Israel sejak 8 Juli lalu.
Unjuk rasa itu digalang oleh partai oposisi berhaluan kiri Meretz, partai komunis Hadash, dan organisasi Peace Now yang menolah pembangunan pemukiman Yahudi di atas tanah sengketa. Saat ini, Israel dan Palestina pada Sabtu kembali memulai perundingan tak-langsung dengan Mesir sebagai mediator untuk menyepakati gencatan senjata jangka panjang sebelum tenggat waktu berakhir pada Senin tengah malam.
Para demonstran mengecam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena dinilai tidak mau bernegosiasi dengan Otoritas Palestina yang dipimpin Mahmud Abbas. "Semua kebijakan Netanyahu hanya berkibat pada semakin melemahnya Abbas dan semakin menguatnya Hamas," kata politisi Merets, Nitzan Horowitz.
Sementara itu ketua umum partai Meretz, Zehava Galon mendesak Netanyahu untuk mengundurkan diri. "Dia telah gagal, baik dalam hal keamanan maupun perdamaian--dia harus mundur," kata Galon.
Sementara itu penulis David Grossman mengatakan bahwa Israel harus "berdamai dengan Otoritas Palestina dan mulai bernegosiasi dengan pemerintahan gabungan Palestina." Pemerintahan gabungan yang dimaksud Grossman adalah pemerintahan teknokrat yang dibentuk pada awal Juni lalu menyusul rekonsiliasi antara Hamas dengan Organisasi Pembebasan Palestina milik Abbas.
Netanyahu sendiri menegaskan bahwa dia menolak berunding dengan pemerintahan gabungan Palestina karena dinilai masih mempunyai hubungan dengan Hamas--yang menurut Israel merupakan organisasi teroris. Pihak kepolisian sendiri menempatkan pasukannya pada Sabtu malam di lapangan Yitzhak Rabin, Tel Aviv, untuk mencegah kerusuhan karena kelompok kanan ekstrim melakukan demonstrasi tandingan.
Sebelumya di tempat yang sama pada Kamis, lebih dari 10.000 warga Israel--yang mendukung orperasi militer di Gaza--mendesak pemerintah dan tentara untuk menghentikan serangan rudal dari Gaza untuk selamanya.