REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar telah menetapkan awal Ramadhan dan Syawal 1437 Hijriah. Namun, mereka memaklumi jika ada perbedaan yang mungkin terjadi soal penetapan Ramadhan dan Syawal.
Ketua Umum YPI Al Azhar, Suhadi, mengatakan banyaknya kriteria yang dipergunakan dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal, memungkinkan perbedaan untuk terjadi. Untuk itu, ia mengimbau agar umat tidak mempersoalkan perbedaan yang mungkin terjadi, terutama soal awal Ramadhan dan Syawal.
"Masing-masing pasti ada dasarnya, kalau terjadi perbedaan tidak perlu dipermasalahkan," kata Suhadi kepada Republika.co.id, Rabu (27/4).
Meski begitu, ia meyakini kalau untuk tahun ini umat Islam di Indonesia dapat memulai Ramadhan dan merayakan Syawal secara berbarengan. Hal itu, lanjut Suhadi, didasarkan pandangan pakar-pakar secara astronomi, ditambah kesepahaman dua ormas Islam besar yang menghadiri Majelis Mudzakarah, Muhammadiyah dan PBNU.
Senada, Ketua Dewan Syariah YPI Al Azhar, Shobahussurur, meminta umat Islam di seluruh Indonesia agar tidak menyikapi perbedaan dengan berlebihan. Ia mengingatkan, perbedaan yang ada tidak boleh dan memang tidak akan mengurangi hikmat umat Islam, dalam memasuki bulan suci Ramadhan maupun dalam merayakan Syawal.
"Perbedaan merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari, tidak perlu kita persoalkan," ujar Shobahussurur.