REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Dengan adanya penurunan, perseroan berharap penyaluran KPR dapat meningkat.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, bunga KPR telah diturunkan sebesar 2,5 persen. Penurunan bunga diharapkan dapat menggenjot kredit KPR yang sempat datar.
"Kita harapkan (pertumbuhan KPR) bisa meningkat lagi. Teorinya kan gitu, kalau bunga diturunkan akan nambah," ujar Jahja usai acara Banking Efficiency Award 2014, Rabu (24/9).
Pada paruh pertama 2014, BCA mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar sembilan persen menjadi Rp 52,8 triliun. Pertumbuhan relatif datar dalam empat triwulan terakhir sejalan dengan meningkatnya suku bunga dan penururan permintaan KPR.
Jahja mengatakan, penurunan bunga KPR penting untuk meningkatkan perekonomian. "Properti kalau berkembang bukan hanya KPR yang dilihat, kan industri semen terbantu, keramik, batu bata, kaca, dan kayu juga," ujarnya.
KPR juga dapat mampu menyerap tenaga kerja.
Kendati bunga KPR diturunkan, target pertumbuhan kredit BCA hanya sebesar 10-12 persen, jauh di bawah arahan OJK sebesar 15-17 persen.
Angka tersebut dianggap sesuai dengan kondisi saat ini. Dana pihak ketiga (DPK) juga hanya dipatok sebesar 8-9 persen.
Perlambatan DPK digunakan untuk menjaga keseimbangan agar pendapatan tidak melambat. Sementara itu, LDR dijaga pada kisaran 75 persen.