Rabu 08 Oct 2014 21:18 WIB

In Picture: Mengamati Gerhana Bulan dari Planetarium TIM

.

Red: Mohamad Amin Madani

Petugas Planetarium menyeting alat teropong pengamatan terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

Petugas Planetarium menyeting alat teropong pengamatan terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

Narasumber Planetarium Cecep Nurhendaya memaparkan mengenai proses terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

Narasumber Planetarium Cecep Nurhendaya memaparkan mengenai proses terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusatm, Rabu (8/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Planetarium menyeting alat teropong pengamatan terjadinya Gerhana Bulan di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (8/10).  

Gerhana Bulan Total (GBT) tersebut memiliki keistimewaan karena merupakan bagian untaian empat gerhana bulan total yang berurutan, dua Gerhana Bulan Total berlangsung pada tahun 2014 dan dua lainnya akan berlangsung pada tahun 2015, atau disebut juga gerhana bulan tertrad yang tergolong langka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement