REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Puluhan politisi Jepang, kemungkinan termasuk sejumlah menteri, pada perayaan musim gugur akhir pekan ini mempertimbangkan untuk berziarah ke sebuah kuil di Tokyo yang oleh Tiongkok dan Korea dikritik sebagai lambang militerisme masa lalu Jepang.
Politisi nasional dari lintas partai mempertimbangkan untuk mengunjungi kuil Yasukuni pada Jumat, menandai perayaan yang berlangsung selama empat hari.
Namun, Perdana Menteri Shinzo Abe yang pernah membuat geram Beijing dan Seoul dengan mengunjungi kuil itu Desember lalu, kelihatannya tidak akan ikut.
Abe akan menghadiri pertemuan puncak Asia-Eropa di Milan pada Kamis dan Jumat dan diyakini akan memperhatikan perbaikan hubungan dengan Tiongkok yang menunjukkan gejala membaik, dengan kemungkinan melakukan pertemuan puncak di sela-sela pertemuan internasional bulan depan.
Kelompok anggota parlemen mengatakan tidak mengetahui berapa jumlah politisi yang akan bergabung dalam ziarah hari Jumat itu.
Dalam tahun-tahun belakangan ini, puluhan pembuat undang-undang telah turut serta dalam perayaan musim semi dan musim gugur di kuil itu, termasuk juga peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada 15 Agustus.
Kuil Shinto berusia 125 tahun itu menjadi tempat penghormatan bagi 2,5 juta warga Jepang yang gugur dalam PD II dan konflik-konflik lain.
Tetapi menjadi tempat yang diperdebatkan karena juga merupakan tempat penghormatan bagi sejumlah orang yang ditetapkan sebagai penjahat perang termasuk sejumlah petinggi PD II antara lain Jenderal Hideki Tojo yang mengatur penyerangan ke Peral Harbor.
Negara-negara tetangga Jepang melihat peziarahan ke tempat itu oleh para petinggi politisi dapat mengungkit kembali kepedihan akan penyerangan Tokyo pada paruh pertama abad 20.
Dengan kemungkinan Abe akan jauh, maka perhatian akan tertuju kepada para menterinya.
Menteri Dalam Negeri Sanai Takaichi pada Selasa mengisyaratkan bahwa ia akan melakukan penghormatan ke kuil tersebut meskipun tidak harus bertepatan dengan perawayaan.
"Saya memberikan penghormatan dan mendoakan arwah (mereka yang gugur dalam perang) pada musim semi, musim panas dan musim gugur setiap tahun juga pada persitiwa-peristiwa tertentu," kata perempuan menteri itu.
"Saya berziarah setiap ada waktu," ujarnya kepada wartawan seperti disiarkan kantor berita Jiji.
Menteri Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengesampingkan kaitan diplomatik kunjungan menteri Takaichi.
"Sejak awal pemerintahan ke-dua PM Abe, dalam pemerintah kami, kunjungan para menteri ke kuil itu dilakukan atas nama pribadi," ujarnya.
"Sama dengan di negara-negara lain, orang memberikan penghormatan terhadap arwah mereka yang gugur bagi bangsanya dan berdoa untuk perdamaian," katanya.
Takaichi adalah politisi yang dikenal cukup dekat dengan Abe dan salah satu dari lima perempuan yang mendapat portofolio ketika Abe melakukan perombakan kabinet bulan lalu.