REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama Selasa menyatakan sangat prihatin terhadap penderitaan kota Suriah Kobane yang berada di bawah serangan kelompok garis keras Negara Islam (IS).
Dia juga menegaskan bahwa koalisi pimpinan AS akan menjaga serangan-serangan bom di sana dan di Irak barat.
"Kami sangat prihatin tentang situasi di dan sekitar kota Suriah, Kobane," kata Obama. dikutip dari Antara, Rabu (15/10), setelah bertemu komandan koalisi lebih dari 20 negara untuk menghadapi kelompok IS, yang juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).
Presiden AS, yang duduk di samping penasehat keamanan nasionalnya Susan Rice dan pejabat tinggi militer AS, Jenderal Martin Dempsey, mengatakan pemerintah Amerika "juga berfokus pada pertempuran-pertempuran yang terjadi di Provinsi Irak Anbar."
Pertempuran di Provinsi Anbar dan Kobane menggambarkan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok ISIS di Irak dan Suriah dan "serangan-serangan udara koalisi akan terus berlanjut di kedua daerah tersebut," katanya.
Obama mengatakan telah ada beberapa "keberhasilan penting" dalam kampanye terhadap militan ISIS, mengutip keberhasilan dalam merebut kembali bendungan Mosul di Irak.
Para kepala koalisi setuju bahwa operasi "ini akan menjadi kampanye jangka panjang," katanya.
"Akan ada periode kemajuan dan kemunduran," katanya.
Namun Obama menambahkan: "Kami bersatu dalam tujuan kami."
Upaya untuk mengalahkan ISIS bukan hanya operasi militer dan kampanye akan perlu menangani ideologi kelompok garis keras itu dan sumber pendanaannya, kata Obama.
Koalisi akan perlu untuk mengkomunikasikan "visi alternatif bagi mereka yang tertarik" kepada kelompok ISIS, katanya.