REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Kekalahan 2-3 atas Paris Saint Germain masih menjadi luka yang tidak bisa dilupakan begitu saja buat Barcelona. Itulah kekalahan pertama yang dialami tim asal Catalonia itu setelah tampil begitu perkasa di tujuh laga awal musim ini.

Kemenangan 2-0 atas Rayo Vallecano di laga terakhir La Liga sebelum jeda internasional mungkin bisa dianggap sinyal kebangkitan el Barca. Terlebih, Barcelona mampu melanjutkannya dengan menekuk Eibar 3-0 pada laga Sabtu (18/10)

Namun, ujian sebenarnya baru datang saat tim besutan Luis Enrique itu menerima lawatan Ajax Amsterdam di laga ketiga Grup F Liga Champions pada Rabu (22/10) dini hari WIB. Enrique juga sadar dengan tantangan itu.

Eks pelatih AS Roma itu mengakui kekalahan atas PSG tersebut berpengaruh besar terhadap mentalitas para penggawa Barcelona. Enrique pun sadar timnya tidak akan bisa begitu saja bisa bangkit usai kekalahan menyakitkan tersebut, terlebih lawan yang dihadapinya adalah juara Eredivisie empat musim terakhir.

''Musim ini akan berjalan dengan sangat berat. Kami harus bisa bangkit, tapi rasanya sulit untuk melakukan hal itu kala menghadapi Ajax Amsterdam,'' ujar Enrique seperti dikutip Der Telegraph.

Pelatih asal Spanyol itu agaknya juga sudah menyadari serangkaian kesalahan saat timnya dibekuk PSG. Menurut sejumlah pengamat, kesalahan terbesar Enrique di laga itu adalah tidak menurunkan duet Javier Mascherano dan Gerard Pique di jantung pertahanan Barcelona.

Tidak hanya itu, keberadaan Marc Andre Stegen di bawah mistar gawang juga dianggap masih minim pengalaman berlaga di kompetisi tertinggi klub Eropa tersebut.

''Apa yang paling membuat saya khawatir adalah kami tidak bisa menemukan ritme permainan yang tepat usai kekalahan itu. Kami harus menganalisa secara mendalam kesalahan yang kami buat agar kesalahan itu tidak terjadi lagi, terutama di kompetisi seketat Liga Champions,'' ujar Enrique di Sky Sports.

Ikuti Whatsapp Channel Republika