Selasa 28 Oct 2014 18:14 WIB

Gagal Bangun Imej, Ini Saran Bagi Bank Syariah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Teller menghitung uang nasabah di salah satu banking hall Panin Bank Syariah. Jakarta, Selasa (2/9).
Foto: Republika/Prayogi
Teller menghitung uang nasabah di salah satu banking hall Panin Bank Syariah. Jakarta, Selasa (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penelitian dari Lembaga riset yang khusus mengkaji konsumen kelas menengah Indonesia, Center for Middle Class Consumer Studies (CMCS) menyebutkan bahwa pangsa pasar bank syariah di Indonesia tidak banyak bertambah karena gagal membangun merek (branding) bank syariah itu.

Namun, menurut Peneliti dari CMCS Yuswohady bukan berarti bank syariah tak memiliki potensi. Potensi justru sangat besar karena Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di Indonesia “Ada beberapa langkah yang harus dilakukan bank syariah untuk mampu bertahan dan merebut pangsa pasar masyarakat kelas menengah Muslim,” ujarnya.

Pertama, bank syariah tidak boleh hanya menguatkan sisi Islam produknya melainkan menonjolkan manfaat produk tersebut. Ia menyontohkan, bank syariah seperti Bank Muamalat dulunya hanya melakukan strategi masyarakat yang menerapkan mutlak Islam.

Sehingga nasabah yang menggunakan jasa keuangan Muamalat adalah hanya masyarakat yang mengerti dan menerapkan prinsip keislaman di hidupnya. Tetapi kini, strategi itu berubah dan Bank Muamalat mulai menekankan manfaat produk yang dia miliki dengan iklan yang lebih modern.