REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan reformasi politik terhenti selama dua tahun, Rabu (5/11).
Dalam konferensi pers, Suu Kyi mengatakan kepada wartawan ia yakin Amerika Serikat dan kekuatan lain menginginkan reformasi dijalankan secara serius. Menurut dia,pemerintah AS terlalu optimistis mengenai proses reformasi.
"Jika mereka benar-benar mempelajari situasi, mereka akan tahu kalau proses reformasi ini mulai berhenti awal tahun lalu. Bahkan, saya menantang mereka yang bicara terlalu banyak mengenai proses reformasi. Langkah signifikan apa yang telah diambil dalam 24 bulan terakhir?" ujarnya.
Sebuah laporan yang didapat Reuters mengatakan pemerintahan Obama diam-diam menyetujui keputusan pemerintah Myanmar mencegah Suu Kyi mencalonkan diri sebagai presiden tahun depan. Berdasarkan konstitusi yang dibuat militer, Suu Kyi dilarang mencalonkan diri karena mempunyai anak atau suami asing.
Namun seorang sumber pejabat AS mengatakan AS tidak akan melonggarkan sanksi, pencabutan nama dari daftar hitam dan tidak ada kerjasama militer baru.