Kamis 06 Nov 2014 17:53 WIB

'Kalau Kosong Malah Disangka Ateis Atau Komunis'

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
E-KTP. Rencana dihapusnya kolom agama di KTP menuai pro kontra
Foto: Republika/Tahta Aidilla
E-KTP. Rencana dihapusnya kolom agama di KTP menuai pro kontra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membolehkan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mengosongkan tanda keterangan agama di kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Dengan syarat, mereka adalah penganut aliran kepercayaan yang belum diakui Pemerintah RI.

Namun, penganut aliran "Penghayat Kepercayaan" dari Jawa Barat Engkus Ruswana justru tidak sepakat. Ia mengatakan jika dikosongkan, kata dia, justru diskriminasi masih bisa terjadi sebab menimbulkan interpretasi berbeda di masyarakat. Dalam pandangan awam, lanjut dia, mereka kerap menilai orang yang mengosongkan kolom agama di KTP justru tidak memiliki keyakinan alias Atheis atau Komunis. "Padahal kita kan/ punya keyakinan," katanya.

Bahkan kalau perlu, ia justru menginginkan kolom agama dihilangkan saja dari KTP. "Lagi pula buat apa? Hanya untuk pamer-pamer dan sombong diri saja," tuturnya. Maksud dia, adanya kolom agama justru mengundang diskriminasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement