REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Gibraltar hanya sebuah wilayah kecil di seberang laut Britania, pada ujung selatan semenanjung Iberia, pintu masuk laut Mediterania, tepian selatan Spanyol. Luas wilayahnya hanya 68 kilometer, sebelas kali lebih kecil dari luas kota Jakarta (664 km persegi). Jumlah penduduknya cuma 30 ribu, sepertigaratus dari padatnya penduduk Jakarta (10 juta). Memang kecil untuk ukuran sebuah wilayah berpemerintahan.
Kecil bukan berarti tak bernyali. Baru habis satu tahun kalender, negeri di antara Britania dan Andalusia itu memberanikan diri untuk uji nyali di kualifikasi Piala Eropa 2016. Kesempatan yang didapat usai Gibraltar resmi masuk anggota ke-54 UEFA, 2013 silam. Gibraltar disetujui forum FIFA usai dua kali, dalam rentang 14 tahun, pengajuan keanggotaannya ditolak.
Keberanian yang cukup terbilang nekat. Bagaimana tidak, walhasil, komposisi kesebelasan Gibraltar pun bukan diambil dari kalangan profesional. Penjaga gawang mereka adalah petugas pemadam kebakaran, pemain bertahan mereka adalah petugas bea cukai, gelandang mereka adalah polisi dan pekerja toko, hingga penyerang mereka yang hanya guru olahraga sekolah menengah.
Takdir berjalan sesuai. Dalam tiga pertandingan terakhir di fase grup D, Gibraltar terbukti belum sekalipun memetik kemenangan dan mencetak satu gol pun. Bahkan Gibraltar kini terperosok di dasar klasemen grup D dengan kompetitor sekelas Polandia, Irlandia, dan Skotlandia.
Usai kebobolan 17 gol, tim dengan julukan "Ikan Kecil" bakal kembali memainkan laga lanjutan saat menghadapi juara Piala Dunia 2014, Jerman, di matchday 4, Sabtu (15/11) dini hari WIB.
Laga beda kelas, beda kasta, beda segalanya. Ini bakal menjadi sajian cukup menarik yang akan disajikan dalam laga tim beda dunia tersebut. Pertandingan akan digelar di Nuremberg, Sabtu (15/11) dini hari WIB. Bakal dijanjikan tetap menarik, karena Gibraltar tetap optimistis untuk tampil meyakinkan melawan sang juara dunia.
"Level mereka (Jerman, red) memang sepuluh dunia di atas kita, tapi saya ingin punya cerita untuk anak cucu," ujar kapten Gibraltar, Roy Chipolina, kepada AP. Aktivitas selain bermain sepakbola, Chipolina bekerja sebagai petugas Bea dan Cukai.
Chipolina banyak menghabiskan waktunya berpatroli di perbatasan pos Inggris pintu masuk Laut Mediterania, di mana dia bertugas menghentikan penyelundup narkoba. Pada hari Sabtu nanti, tentu ia harus menghentikan Thomas Mueller dan Toni Kroos di lini pertahanan Gibraltar.