REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Sepak Bola Gajah kini mulai babak baru. Secara mengejutkan PT Liga Indonesia selaku operator liga memutuskan PSGC dan Persiwa Wamena sebagai pengganti PSIS Semarang dan PSS Sleman.
Bagaimana tidak nilai kedua klub tersebut memiliki nilai minus, tapi dapat melangkahkan kakinya ke babak semifinal. Menurut pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali, menyatakan majunya Persiwa dan PSGC Ciamis ke babak semifinal, hanya akan memperburuk situasi yang ada.
Seharusnya pihak PT Liga maupun Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menuntuskan terlebih dulu permasalahan PSS Sleman dan PSIS Semarang terkait sepak bola Gajah. Kenyataannya hingga detik ini tak ada yang diselesaikan oleh PSSI selain memberi sanksi kepada klub terkait.
“Dari dulu Komdis bilang sudah ada mafia dan match fixing, tapi hingga kini, mereka belum juga mengumumkan siapa pelaku di balik semua itu. Mereka berasalasan akan menjelaskan pada FIFA terlebih dulu, pada Senin (17/11), tapi hingga sekarang tak ada kabarnya lagi,” keluh Akmal saat dihubungi melalui seluluer, Selasa (18/11).
Tidak hanya itu, kelambanan Komdis PSSI dalam mengusut PSS dan PSIS juga mimbulkan kecurigaan masyarakat kepada instansi sepak bola Indonesia itu. Sebanyak 30 keputusan yang dikatakan Komdis PSSI pun sampai sekarang belum juga diumumkan.
Hal tersebut tentu menandakan kebingungan kubu PSSI menanggapi insiden memalukan tersebut. Selain itu, keputusan operator tiga keputusan berbeda-beda yang dibuat masing-masing oleh Komdis, Komisi Banding (Komding) dan PT liga juga menandakan ada perpecahan kepentingan di internal PSSI.
Sebelumnya, Komdis PSSI memutuskan menjadwal ulang pertandingan antara Borneo FC dan Persis Solo diadakan di tempat netral. Kemudian keputusan tersebut dimentahkan oleh Komding, usai Borneo mengajukan banding.