REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam langkah terbaru Parlemen Prancis yang mendorong pemerintahnya untuk memberikan pengakuan pada Negara Palestina. Netanyahu mengatakan pada Ahad (23/11), bahwa pengakuan Prancis merupakan langkah tidak bertanggung jawab.
Dilansir dari situs berita berbasis di Israel, I24news, Netanyahu mengecam upaya Parlemen Prancis untuk mendesak pemerintah mengakui Palestina sebagai sebuah negara. "Tentu saja aku khawatir tentang hal ini (pemungutan suara di Prancis), karena mereka melakukan pemungutan suara pada Palestina tanpa perdamian," kata Netanyahu.
Pemungutan suara tak mengikat yang dilakukan Prancis diusulkan oleh Partai Sosialis berkuasa. Mereka mengikuti resolusi serupa parlemen Swedia dan Inggris.
"Itulah yang Palestina inginkan. Mereka ingin memiliki negara. Tak untuk mengakhiri perang dengan Israel, tetapi untuk melanjutkan perang. Itu semua yang mereka katakan," ungkapnya seperti dilansir Al- Arabiya.
Komentar Netanyahu muncul sehari setelah pemerintah Israel menyetujui proposal kontroversial, yang menyatakan Israel sebagai tanah air warga Yahudi. Rancangan undang-undang terkait hal itu masih digodok di Parlemen, namun telah meningkatkan ketegangan warga Arab Israel. Selama ini ada sekitar 20 persen Arab Israel diantara penduduk Israel dan mereka semua menentang RUU tersebut.