REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Borneo FC Tommy Ermanto, membantah jika timnya telah melakukan penyuapan terhadap para pemain PSGC Ciamis. Ppihaknya juga sudah menyiapkan langkah hukum menyikapi isu tak sedap tersebut.
Selain melapor ke PT Liga Indonesia, Komisi Disiplin (Komdis), Borneo juga mengadu ke pihak kepolisian. Tapi pihaknya masih memberi waktu hingga babak final Divisi Utama kepada PSGC Ciamis untuk meminta maaf.
"Ini kan cuma kebohongan belaka, sebenarnya mereka takut bertanding. Kalau memang benar ada penyuapan, kenapa tidak ditangkap dan diinterogasi? Ini pencemaran nama baik. Saya minta PSGC Ciamis untuk meminta maaf, ini sudah masuk ke ranah hukum," tegas Tommy saat dihubungi melalui via telepon kepada ROL, di Jakarta Selasa (25/11).
Menurut Tommy apa yang dilakukan oleh PSGC Ciamis adalah tindakan bodoh. Tak hanya itu, dia juga menganggap Laskar Galuh julukan PSGC Ciamis sebagai tim kampungan, mulai dari keuangan, pemain dan tingkah laku manajemennya. Seharusnya mereka, berkaca lebih dulu sebelum membuat berita kebohongan tersebut.
Sebenarnya, kata Tommy PSGC Ciamis ketakutan terhadap materi komposisi pemain yang lebih berkualitas. Namun dia juga mempertanyakan, apa karena materi pemain, dan keuangan yang bagus harus dimusuhi kontestan Divisi Utama.
Isu penyuapan sendiri, kata Tommy, hingga saat ini tidak terbukti. Kalaupun benar adanya, tidak menutup kemungkinan pelakunya adalah oknum bandar judi. "Kemenangan kita juga dinilai dibantu oleh wasit. Padahal kita juga menang lewat adu pinalti," ujar Tommy.
Tommy juga mengaku, berita miring lainnya pernah menimpah Pesut Etam. Saat itu, Persis Solo batal bertanding dengan alasan diintimidasi oleh oknum Borneo FC. Tapi di laga ulangan, Persis Solo justru kalah telak 6-0, Sabtu (22/11) lalu.