REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah semakin menguat di level Rp 12.500 terhadap dolar AS pada Jumat (19/12) dibandingkan sebelumnya di level Rp 12.565 pada Kamis (18/12).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan secara fundamental tidak ada alasan rupiah tertekan begitu besar. Sebab, terjadi penguatan dolar ke seluruh mata uang.
"Jadi secara fundamental ekonomi kita membaik karena Current Account (transaksi berjalan) lebih baik. Kemarin market sentimen, sekarang sudah kembali stabil," kata Juda kepada wartawan di kompleks gedung BI, Jumat (19/12).
Diakui, inflasi memang tinggi pada Desember, tapi akan kembali membaik pada Januari 2015. Menurutnya, ada optimisme terhadap ekonomi 2015 akan lebih baik dengan adanya berbagai reinfrastruktur dan berkurangnya risiko fiskal (fiskal risk) akibat kenaikan harga BBM dan menurunnya harga minyak dunia.
BI bakal selalu mengarahkan level rupiah ke arah sesuai fundamental. Diperkirakan sampai akhir tahun rupiah akan terus stabil.
Terlebih, hasil rapat dewan gubernur (FOMC) The Fed yang menyatakan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga. Menurutnya, arah The Fed sudah di price-in oleh pasar dan besarannya juga berkurang.
Semula diprediksi kenaikan suku bunga The Fed yang dulunya 1,275 persen menjadi 1,125 persen pada 2015 sudah diperkirakan sehingga tidak mengejutkan.