Selasa 30 Dec 2014 20:42 WIB

Sedot Darah untuk Hasilkan Listrik, Mahasiswa Ini Ciptakan Asesoris Aneh

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
Asesoris yang diciptakan oleh mahasiswa
Foto: Odditycentral
Asesoris yang diciptakan oleh mahasiswa

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Mahasiswa asal Israel Naomi Kizhner disebut telah meciptakan inovasi dengan membuat asesoris yang bisa dimasukkan ke dalam pembuluh darah manusia. Aseoris yang dianggap aneh tersebut memanfaatkan tenaga kinetik dari gerakan involunter tubuh untuk menghasilkan energi listrik.

Dikutip dari Amusingplanet, Selasa (30/12) belum lama ini, koleksi yang diberi nama Energy Addicts, atau Candu Energi tersebut dihiasi emas di setiap ujungnya.

Adalah roda emas yang bisa dimasukkan ke dalam pembuluh darah si pemakai dan dari proses itulah tercipta energi kinetik penghasil listrik. Aliran itu cukup untuk menerangi LED bahkan untuk mengisi daya baterai ponsel.

Naomi menciptakan asesoris ini sebagai  proyek kelulusannya di Kampus Hadassah Yerussalem. Dia menjelaskan, sebenarnya ia mencari penjelasan untuk sifat masyarakat yang didasarkan pada kekayaan hayati, dan juga bagaimana agar manusia dapat menjadi sumber daya alam.

"Dalam kehidupan modern kita, energi adalah segalanya. Ini adalah kekuatan yang mendorong ekonomi global," kata dia.

Ia tertarik menjadikan manusia sebagai sumber daya energi mengingat, kata dia, di masa mendatang sumber energi akan semakin berkurang. Sedangkan menurutnya manusia pasti akan tetap kecanduan energi.

Sementara terdapat banyak perkembangan sumber energi terbarukan, tetapi menurutnya tubuh manusia merupakan sumber daya energi yang bisa  terus menerus diperbaharui, selama ia masih hidup.

Adapun asesoris itu terdiri dari tiga bagian yang diistilahkannya sebagai Jembatan Darah, Blinker, dan Konduktor E-Pulse. Jembatan Darah dimasukkan pada pembuluh darah lengan bawah, sedangkan Blinker ditempatkan di hidung memanfaatkan energi yang diciptakan saat mata berkedip.

Setiap kali pemakai berkedip, ada peningkatan aliran darah ke daerah sekitar mata dan asesoris tersebut mengumpulkan energi itu. Sedangkan Konektor E-pulsa cocok di punggung atas, mengumpulkan energi dari sumsum tulang belakang.

Kendati Naomi ragu orang tidak akan segera memanfaatkan asesoris ini, tapi ia juga mengaku percaya dengan istilah 'suatu saat teknologi yang bermula dari sebuah ide bisa menjadi sebuah kenyataan'. Ia mengatakan, akankah kita bersedia mengorbankan tubuh kita untuk menghasilkan lebih banyak energi?.

"Saya berharap proyek ini akan membuat orang berpikir tentang kemungkinan bahwa ini bisa menjadi masa depan mereka. Dan membuat mereka berpikir tentang apakah ini adalah masa depan yang mereka inginkan atau apakah kita bisa melakukan sesuatu yang berbeda hari ini untuk menghindari hal itu," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement