Rabu 31 Dec 2014 17:27 WIB

Lima Isu Tantangan Ekonomi Dunia 2015 (2)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perekonomian dunia memasuki 2015 sudah di persimpangan jalan. Salah satu "lagu" yang terdengar adalah pemulihan ekonomi dunia sejak krisis keuangan meletus pada 2007. 

Harga minyak yang turun hingga ke level terendah mendorong belanja konsumen dan bisnis investasi. Seluruh dunia mulai melakukan revitalisasi. 

Berikut adalah lima isu yang bisa dinilai sebagai pendorong atau justru penghambat perkembangan ekonomi dunia tahun depan, dilansir dari the Guardian, Rabu (31/12).

2. Minyak dunia

Pada musim panas 2014, satu barel minyak mentah Brent ada di level 115 dolar AS. Kini satu barel bisa diperoleh dengan harga hampir setengahnya. Penurunan mendalam dari harga minyak jelas positif untuk pertumbuhan global, membuat daya beli konsumen lebih tinggi, dan memotong biaya untuk bisnis.

Hubungan antara harga minyak mentah dunia dan ekonomi global sangat erat. Direktur Alokasi Aset di di Fidelity Solutions, Trevor Greetham mengatakan rendahnya harga minyak dunia adalah stimulus bagi konsumen. Namun, terjunnya harga minyak dunia juga mendorong 'stres kredit.' Hal ini akan mempengaruhi pemerintah, seperti Rusia, Venezuela dan Iran, yang hanya dapat menyeimbangkan buku mereka jika harga minyak ada di atas level 100 dolar AS per barel.

Ini akan mempengaruhi stok shale gas di Amerika Serikat dimana banyak investasi yang dibiayai oleh obligasi. Eksplorasi minyak dan gas oleh perusahaan AS mencapai 13 persen di pasar obligasi high-yield. Ini akan memicu peningkatan risiko kredit preceived yang menyebabkan penjualan oleh investor sehingga terjadi likuidasi di pasar lebih luas. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement