Rabu 03 Jan 2024 23:04 WIB

China: Perang Dagang Rampas Hak Ekonomi 7 Miliar Penduduk Dunia

IMF menyatakan ekonomi dunia diperkirakan hanya akan tumbuh pada kisaran 3 persen.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan China menentang perang dagang dan politisasi isu perdagangan karena tindakan itu merampas hak 7 miliar penduduk dunia untuk mendapatkan manfaat ekonomi.

"Perang dagang, perang teknologi, pemutusan rantai pasok dan industri, atau segala hal yang berupaya mempolitisasi isu perdagangan, dapat merampas hak 7 miliar orang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik," kata Wang Wenbin kepada media di Beijing pada Rabu (3/1/2024).

Baca Juga

Dia menyatakan hal itu untuk menanggapi pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva dalam wawancara pada Selasa (2/1/2024) yang memperingatkan adanya fragmentasi ekonomi global berdasarkan geopolitik ketika negara-negara cenderung memilih blok terpisah yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan China.

Jika dibiarkan, kata Georgieva, hal itu dapat mengurangi produk domestik bruto (PDB) global sebesar 7 persen atau kira-kira setara dengan output tahunan Prancis dan Jerman jika digabungkan.

"Politisasi isu perdagangan dan menggunakannya sebagai senjata untuk melanggengkan keunggulan suatu negara akan menghambat pasar negara berkembang dalam pembangunan ekonomi mereka. Hal ini tidak baik dan tidak akan bertahan lama," kata Wang Wenbin.

Dia menambahkan kondisi perang dagang dan fragmentasi ekonomi hanya akan berdampak buruk bagi komunitas internasional dan tidak ada satu negara pun yang dapat menghindarinya.

"Dunia tidak akan mundur ke kondisi terisolasi dan eksklusif, apalagi dengan sengaja dipecah-belah. Tindakan apa pun yang ingin mencari untung sendiri dengan mengorbankan negara lain, mentalitas konfrontasi blok, dan arogansi pasti akan gagal," katanya.

China, kata Wang Wenbin, ingin bekerja sama dengan semua pihak untuk memperjuangkan globalisasi ekonomi yang memberikan manfaat secara universal dan inklusif.

"Dengan tegas (China) menolak tindakan yang merendahkan globalisasi, praktik keamanan berlebihan, segala bentuk unilateralisme dan proteksionisme. Kami menjunjung kesetaraan hak, peluang dan aturan bagi semua negara, melindungi hak semua negara untuk pemerataan dan memajukan pembangunan demi kesejahteraan bersama," kata dia.

Georgieva dalam wawancara tersebut mendesak AS dan China untuk bersaing secara rasional sambil bekerja sama dalam isu-isu penting secara global. Dia juga meminta kedua negara mencari cara untuk mengurangi gesekan, berkonsentrasi pada masalah keamanan yang nyata dan bermakna, dan tidak memecah-belah perekonomian dunia.

Dalam proyeksi terakhirnya, IMF menyatakan ekonomi dunia diperkirakan hanya akan tumbuh pada kisaran 3 persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement