Senin 19 Jan 2015 12:15 WIB

10 Warga Nigeria Tewas dalam Unjuk Rasa Charlie Hebdo

Rep: C09/ Red: Winda Destiana Putri
 Seorang pria memegang poster saat berunjuk rasa mengecam majalah satir Perancis Charlie Hebdo di Sanaa, Sabtu (17/1). (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)
Seorang pria memegang poster saat berunjuk rasa mengecam majalah satir Perancis Charlie Hebdo di Sanaa, Sabtu (17/1). (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Sebanyak 10 orang tewas dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pekan lalu di Nigeria.

Dalam unjuk rasa tersebut, warga masih menyerukan protes terhadap majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, yang kembali menggambarkan karikatur Nabi Muhammad.

 

Dilansir dari Abcnews, Senin (19/1) Presiden Nigeria, Mahamadou Issoufou, mengatakan lima orang dilaporkan tewas di Kota Niamey pada Sabtu (17/1) lalu. Kemudian lima orang lainnya tewas di Kota Zinder.

 

"Korban tewas merupakan jemaat gereja yang ikut terbakar," kata dia.

 

Sejumlah aksi unjuk rasa dengan kekerasan terjadi dibeberapa negara setelah Charlie Hebdo kembali menggambarkan kartun Nabi Muhammad di sampul depan majalahnya pasca-serangan di Paris, pada 7 Januari lalu.

 

Banyak umat Muslim yang menyatakan kutukannya terhadap serangan mematikan di kantor majalah tersebut, namun ada pula yang merasa tersinggung oleh tampilan kartun Nabi Muhammad, sehingga melakukan aksi unjuk rasa.

 

Di Iran, pemerintah setempat mengecam serangan yang terjadi di kantor Charlie Hebdo dan sekaligus mengecam majalah itu sendiri. Iran menyebut penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang kembali dilakukan oleh Charlie Hebdo merupakan tindakan provokatif dan penghinaan terhadap Islam.

 

Sementara di Mesir, sejumlah anggota Partai Islam Noor turut mengecam sampul depan majalah terbaru Charlie Hebdo dan mendesak agar halaman Facebook majalah berbahasa Perancis tersebut segera ditutup.

 

Sedangkan di Kota Gaza, sejumlah warga menuliskan grafiti yang berisi pujian terhadap Nabi Muhammad dan sindirian bagi wartawan Perancis di dinding Pusat Kebudayaan Perancis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement