Kamis 22 Jan 2015 06:44 WIB

Emas Akhiri Kenaikan Tujuh Hari Berturut-turut

COMEX New York Mercantile Exchange
Foto: Reuters
COMEX New York Mercantile Exchange

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada Rabu (Kamis pagi WIB), mengakhiri kemenangan beruntun tujuh hari menjelang program pembelian obligasi besar-besaran oleh Bank Sentral Eropa (ECB).

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 0,5 dolar AS, atau 0,04 persen, menjadi menetap di 1.293,70 dolar AS per ounce.

Emas berjangka pada satu titik sempat berada di atas 1.300 dolar AS pada Rabu, untuk pertama kalinya sejak akhir Agustus, didorong laporan bahwa Bank Sentral Eropa akan mengumumkan rencana untuk membeli obligasi senilai 50 miliar euro per bulan selama setidaknya satu tahun sebagai bagian dari paket stimulus untuk meningkatkan ekonomi zona euro.

Sementara itu, aksi ambil untung mengimbangi kenaikan emas karena para investor mempertimbangkan data ekonomi positif dari Amerika Serikat ketika jumlah rumah baru yang dibangun atau "housing starts" naik lebih besar dari yang diperkirakan.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa "housing starts" pada Desember meningkat 4,4 persen setelah jatuh 4,5 persen pada November. Selain itu, izin mendirikan rumah keluarga tunggal naik 4,5 persen, angka tertinggi ukuran ini sejak awal 2008.

Namun demikian, harga emas turun, meskipun mereka masih naik 9,2 persen sejauh tahun ini karena investor mencari tempat berlindung yang aman di tengah masalah yang sedang berlangsung di Ukraina, ketidakpastian politik di Yunani, dan kekacauan yang dipicu oleh bank sentral Swiss, Swiss National Bank.

Perak untuk pengiriman Maret naik 23,7 sen, atau 1,32 persen, menjadi ditutup pada 18,193 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April kehilangan 10,2 dolar AS, atau 0,79 persen, menjadi ditutup pada 1.276,40 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement