REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL --Berawal dari majelis Dhuha yang digelar setiap Senin. Berdirilah, Pondok Pesantren Ad-Dhuha dua tahun lalu.
Pengasuh Ponpes ad-dhuha, Muhtarom menjelaskan, jamaah yang mengikuti majelis Dhuha semakin banyak. Totalnya mencapai 700 orang. Disetiap pertemuan, ada program infak bagi para anggotanya. Jumlahnya infak dari anggota sangat banyak.
“Dari infak itu, cikal bakal pendirian pondok pesantren atas ide ketua yayasan ad-dhuha,” ujar Muhtarom, kepada ROL, di sela-sela pelantikan pengurus di Ponpes Ad-dhuha, Senin (26/1).
Lantaran masih terbilang muda, Ponpes Ad-Dhuha terus melakukan pengembangan. Saat ini, jumlah santri baru berjumlah 19 orang. Para santri masih menempuh pendidikan formal di luar ponpes terdekat.
Walaupun demikian, kegiatan di ponpes sudah disiapkan seperti pengajian Al-quran setiap selesai shalat Maghrib dan pengajian kitab lainnya.
Ponpes Ad-Dhuha juga menekankan kemampuan entreprenuership santri. Ini dimaksudkan guna menumbuhkan semangat kewirausahaan santri. “Ponpes ini lebih kepada penanaman karakter jiwa kewirausahaan yang agamis,” katanya.
Kini, Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Ad-dhuha, Bungsing, Gowasari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melantik pengurus yayasan dan Ponpes Ad-dhuha untuk periode 2015-2020. Para pengurus dilantik langsung oleh ketua dewan pendiri yayasan Ad-dhuha, Ismartoyo.