REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jordania pada Rabu menawarkan diri untuk membebaskan seorang pejihad perempuan guna ditukar dengan satu pilot Jordania yang ditawan oleh kelompok Negara Islam (IS), yang mengancam akan membunuh pilot tersebut serta seorang wartawan Jepang.
Tawaran itu terungkap setelah orang tua para tawanan menyampaikan permohonan terakhir bagi pembebasan anak-anak mereka di saat tenggat waktu yang ditentukan IS kian dekat.
"Jordania siap membebaskan tawanan Sajida al-Rishawi jika pilot Jordania dibebaskan dalam keadaan selamat," kata televisi pemerintah Jordania dengan mengutip seorang juru bicara pemerintah.
"Sejak awal, sikap Jordania adalah bagaimana memastikan keselamatan putera kita, pilot Maaz al-Kassasbeh," tambahnya.Pernyataan itu tidak menyebut-nyebut sandera Jepang bernama Kenji Goto.
Dalam video yang dikeluarkan pada Selasa, IS mengancam akan membunuh Kassasbeh dan Goto kecuali jika Rishawi dibebaskan dalam waktu 24 jam.
Pemerintah Jepang mengatakan pihaknya meyakini bahwa tenggat waktu itu berakhir pada Rabu sekitar pukul 14.00 GMT (21.00 WIB).
Tokyo telah meminta bantuan Jordania sejak video IS itu dikeluarkan pada akhir pekan, yang menyebut bahwa sandera Jepang lainnya, Haruna Yukawa, sudah dipancung.
Jepang telah mengirimkan Wakil Menteri Luar Negeri Yasuhide Nakayam ke Amman untuk memimpin tim tanggap darurat.
Rishawi sejak 2006 telah menunggu hukuman mati atas peranannya dalam pemboman tiga hotel di Amman hingga menewaskan 60 orang.
Kassasbeh ditawan pada 24 Desember setelah pesawat jet F-16 yang diterbangkannya jatuh ketika menjalankan misi penyerangan terhadap para pejihad di Suriah utara.
Para pejabat Jordania sudah tahu bahwa sementara video IS mengancam nyawa Kassasbeh, video itu hanya menyatakan akan membebaskan Goto untuk ditukar dengan Rishawi.
Jordania merupakan salah satu negara Arab dan Barat yang telah bergabung dalam operasi serangan pimpinan Amerika Serikat terhadap IS, kelompok yang telah menguasai banyak wilayah di Suriah dan Irak.
Ayah sang pilot yang ditawan, Safi Kassasbeh, memohon pemerintah Jordania untuk menyelamatkan puteranya "dengan cara apapun", sementara ibunda Goto mendesak Tokyo untuk "tolonglah selamatkan nyawa Kenji".
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan nada marah mengecam tenggat waktu 24 jam yang disebutkan para militan. Ini benar-benar tindakan yang tercela, dan saya terkejut," katanya kepada para wartawan.
"Pemerintah, dalam situasi yang sangat serius ini, telah meminta kerja sama pemerintah Jordania dalam upaya membebaskan Bapak Goto, dan kebijakan ini tidak berubah," katanya kepada menteri-menterinya.
Setelah sebelumnya menentukan uang tebusan sebesar 200 juta dolar AS (Rp2,4 triliun) bagi pembebasan Yukawa dan Goto, kelompok IS mengubah taktik dan menuntut Jordania membebaskan Rishawi.