REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk kesekian kalinya Persija Jakarta terancam tidak bisa menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk laga kandang musim ini. Sekitar sembilan partai kandang Indonesia Super League (ISL) musim 2015 yang tidak bisa dimainkan di SUGBK. Lantaran, stadion sudah disewa jauh-jauh hari pihak lain.
Stadion terbesar di Indonesia rencananya akan digunakan untuk lanjutan LSI pada tanggal 12 Maret, antara Persija menjamu Mitra Kukar. Hanya saja stadion bola tersebut sudah disewa untuk pementasan musik. Dengan demikian Persija harus mengalah demi konser musik tersebut. Tidak hanya itu laga-laga besar Macan Kemayoran juga harus tergusur dari SUGBK, ironis memang.
Salah satunya laga bigmatch antara Persija dan Persib, 11 April rencananya juga tidak dapat dimainkan di SUGBK. Kemudian saat menjamu Arema pada Mei juga tidak dapat dimainkan di SUGBK. Maka dari itu, PT Liga Indonesia selaku operator pun meminta Persija untuk segera mencari stadion alternatif. Hal tersebut tentu akan menjadi kerugian yang sangat besar untuk Persija.
Pelatih Persija Jakarta Rahmad Darmawan mengatakan tentunya laga kandang yang tidak bermain di SUGB merupakan sebuah kerugian besar buat tim. Selain minimnya dukungan dan hilangnya atsmosfir laga kandang, juga dari segi finansial sangat merugikan klub. Sebab saat laga kandang terutama big match sudah dipastikan penonton akan lebih banyak. Sehingga ada pemasukan ke khas klub.
“Tentu tidak menguntungkan. Banyak dukungan yang hilang. Seperti atmosfer pertandingan dan fans. Situasi seperti ini sudah sering dialami oleh Persija, ini juga bisa berdampak pada performa para pemain,” ujar pelatih yang kerap disapa RD, usai latihan di Lapangan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Kamis (29/1).