Senin 02 Feb 2015 17:58 WIB

In Picture: Akankah Asia Menjadi Macan Tenis Dunia?

.

Red: Mohamad Amin Madani

Kei Nishikori dalam salah satu laga di Australia Terbuka 2015. (Foto : ABC/ Lili Tu)

Para pendukung dari Jepang di Australia Terbuka 2015. (Foto : ABC/ Lili Tu)

Li Na mencium tropi setelah memenangkan Australia Terbuka 2014. (Foto : Michael Dodge, Getty Images)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Di saat Serena Williams dan Novak Djokovic menjadi juara tunggal putri dan putra Australia Terbuka 2015, ribuan petenis muda di dunia mungkin bermimpi sama untuk menyamai prestasi mereka. Dan menurut Tennis Australia, pasar terbesar di dunia tenis sekarang ini adalah Asia.

Wajah Asia terwakili tahun lalu ketika petenis putri China Li Na menjadi juara dan pensiunnya Li Na dari dunia tenis bulan September lalu tidaklah membuat antusiasme menurun di Asia bagi olahraga tenis. Bahkan menurut Richard Heaselgrave, manajer komersial Tennis Australia, Li Na telah membantu mendorong pemasaran besar bagi Australia Terbuka.

 

"Kemenangan Li Na tahun lalu menjadi kunci sukses. Penonton di China tahun lalu sekitar 120 juta yang menyaksikan partai final. Kami bahkan memiliki persetujuan dengan Li Na untuk tiga tahun ke depan guna mempertahankan momentum tersebut." katanya. 

Dilihat sebagai status simbol, tenis dengan cepat menjadi olahraga ketiga paling populer yang ditonton di televisi China dan Heaselgrave mengatakan momentum itu tidak akan menghilang walaupun Li Na sudah pensiun.

Sementara Grand Slam menaruh harapan atas popularitas Li Na untuk mempromosikan olahraga ini di Asia, namun penampilan para pemain asal Asia di lapanganlah yang akan menarik penonton.

Ketika bintang China Peng Shuai dikalahkan oleh unggulan kedua Maria Sharapova di babak keempat, dan bintang Jepang Kei Nishikori ditaklukkan oleh juara bertahan Stan Wawrinka di perempat final, para penonton dan juga ofisial Grand Slam masih menunggu siapa bintang berikutnya dari Asia yang akan menjadi juara.

 

sumber : australiaplus
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement