Rabu 04 Feb 2015 17:52 WIB

ANNAS: Masalah Syiah Bukan Persoalan Khilafiyah Tapi Akidah

Rep: Dyah Meta Ratna Novia/c14/ Red: Agung Sasongko
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), Athian Ali (kanan) melakukan audiensi dengan Komisi VIII di ruang rapat Mahkamah Kehormatan Dewan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (4/2).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), Athian Ali (kanan) melakukan audiensi dengan Komisi VIII di ruang rapat Mahkamah Kehormatan Dewan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (4/2).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hari ini, Rabu (4/2), sejumlah ulama dari Aliansi Nasional Anti-Syiah (Annas) mendatangi Komisi VIII DPR RI. Mereka meminta DPR RI mendengar aspirasi masyarakat Muslim Indonesia yang resah akan keberadaan Syiah.

Menurut salah satu anggota Annas, Amin Djamaluddin, masalah Syiah bukanlah persoalan khilafiyah di dalam agama Islam, melainkan akidah.

"Syiah mengklaim diri, bagian dari umat Islam. Tapi, Syiah minta ke pemerintah, perlindungan sebagai minoritas di Indonesia. Bukankah Islam itu mayoritas? Jadi, kalau merasa bagian dari Islam, kenapa bilangnya minoritas?" ujar Amin Djamaluddin, Rabu (4/2) di Gedung DPR RI, Jakarta.

Anggota Dewan Syuro Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Cholil Ridwan mengatakan, Indonesia merupakan sasaran empuk karena sangat  mudah disusupi ideologi asing.

"Sangat berbahaya membiarkan Syiah tumbuh dan besar di Indonesia. Biarkanlah Iran damai dengan Syiah-nya, Indonesia  damai dengan Sunni-nya, jangan impor akidah Syiah ke Indonesia,"  kata Cholil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement