REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah menarik diri dari kampanye udara pasukan koalisi pimpinan AS melawan ISIS usai pembunuhan terhadap Pilot Yordania, Muath Kasaesbeh.
Muath ditangkap pada Desember lalu dan militan ISIS merilis video pada Selasa (3/1) yang menunjukan bahwa dia telah dibakar hidup-hidup.
Mengutip pejabat AS, UEA khawatrir pilotnya akan bernasib sama dengan Muath Kasaesbeh jika negaranya masih berada dalam pasukan koalisi pimpinan AS,sebagaimana dilansir AFP, Rabu (4/1).
Di samping Bahrain, UEA adalah negara Arab pertama yang bergabung dengan kampanye udara anti-ISIS yang dipimpin AS.
Pilot Yordania ditangkap oleh militan ISIS setelah pesawatnya terjatuh dekat Raqqa, Suriah, pada akhir tahun lalu.
Namun para pejabat UEA mempertanyakan apakah tim penyelamat militer AS mampu menyelamatkan pilot bahkan jika ada lebih banyak waktu untuk upaya penyelamatan, kata pejabat pemerintah.
Menteri luar negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan, mempertanyakan sikap AS yang tidak menempatkan sumber daya yang tepat di Irak utara untuk menyelamatkan pilot Yordania tersebut.
Meski demikian belum ada komentar resmi dari Pemerintahan UEA terkait kabar penarikan diri tentaranya dari pasukan koalisi pimpinan AS. "Kita tidak bisa mengomentari masalah yang dibahas dalam pertemuan-pertemuan pribadi," kata sumber resmi di Abu Dhabi.