REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh agama dan masyarakat berharap penyelenggaraan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) di Yogyakarta pada 8-11 Februari 2015 akan dapat menjadi momentum memperbaiki kondisi bangsa Indonesia dalam berbagai bidang.
Ketua Pengurus Masjid Istiqlal Dr Adnan Harahap mengaku, pihaknya merasa prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini. Ada konflik antarpartai politik, lalu ada konflik antarpenegak hukum yakni Polri dan KPK.
"Karena terjebak dalam konflik tersebut akhirnya di antara mereka saling membuka aib masing-masing, padahal Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits mengatakan siapa yang membuka aib saudaranya sendiri maka akan dilaknat Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat," kata Adnan.
Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menurut Adnan, tentunya harus merasa malu dengan keadaan demikian.
Senada dengan itu, Ketua Batsul Masail PBNU KH Arwani Faisol berharap pelaksanaan KUII dapat menghasilkan rekomendasi untuk pemerintah, khususnya bagi perbaikan kondisi masyarakat, karena banyak warga miskin yang memerlukan perbaikan.
"Mereka adalah orang-orang Muslim yang kehidupannyaa masih miskin. Mereka ada yang tinggal di kolong jembatan, atau di mana pun," ujar Arwani.