REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) tanggal 18 April 2015. Salah satu agenda utama dalam KLB ini adalah memilih ketua umum PSSI periode 2015-2019.
Saat ini bakal calon ketum induk organisasi sepakbola tertinggi di tanah air tersebut sudah mengerucut pada 11 nama. Dari 11 nama tersebut, ada sosok Sarman El Hakim. Pria berusia 49 tahun ini adalah ketua umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI). Serta Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Trisakti.
Pria asal Bukit Tinggi Sumatera Barat ini adalah Sarjana Ekonomi di Universitas Pancasila. Selain itu, Sarman juga mengambil program Diploma di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) jurusan Sastra Jepang. Ketika masih berstatus mahasiswa UI, Sarman aktif di organisasi sepak bola kampus.
Sebagai ketua MSBI, ada beberapa hal yang pernah dilakukan Sarman sehubungan dengan aktivitasnya di sepak bola Tanah Air. Mungkin yang masih segar dalam ingatan penikmat bola nusantara adalah, kegiatannya mengkampanyekan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, meskipun sudah ditolak FIFA.
Ia bahkan sempat ke Afrika Selatan bertepatan dengan penyelenggaraan Piala Konfederasi sebelum Piala Dunia 2010. Belum berhenti sampai disitu, Senin 07 Oktober 2013, ketika bertepatan dengan KTT APEC di Bali, ia membentangkan spanduk sebagai dukungan terhadap Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Aksi ini sempat menimbulkan kegaduhan, karena ia terlebih dahulu berupaya mengadang Presiden Rusia Valdimir Putin yang juga datang ke acara itu.
Puncaknya, pada bulan Juni tahun 2014, saat gelaran terbesar sepakbola sejagat berlangsung di Brasil, ia dan rekan-rekannya masih mengkampanyekan hal serupa. Mereka membawa dua spanduk berukuran 6X10 meter yang bertuliskan "We Are Ready To Be Host of FIFA World Cup 2022 in Indonesia", serta satu spanduk lain yang bertuliskan "Support Indonesia as Alternate Host for The FIFA World Cup 2022. Alhasil kepolisian Brasil akhirnya mengamankan Sarman, karena melakukan kegiatan tersebut.
Itulah sedikit contoh dari gebrakan Sarman di dunia sepak bola. Kini pria kelahiran 26 April 1966 itu, akan maju mencalonkan diri sebagai orang nomor satu PSSI. Dalam kongres yang akan digelar di Surabaya tersebut.
Ia mengklaim telah enam tahun mempelajari permasalahan yang ada di persepakbolaan nasional. Dari pembelajaran itu ia telah memiliki suatu konsep yang terencana, yang pada intinya, Ia akan membuat pemerintah dan PSSI bersinergi membangun sepak bola Tanah Air.
Selain itu, menurutnya, kegilaan rakyat terhadap sepakbola adalah kekuatan PSSI. Ia meyakini akan membuat prestasi sepakbola negara kita berkembang, sehingga PSSI selalu dicintai rakyat. Keyakinan ini pun mengantar Sarman memberanikan dirinya mendaftar menjadi calon ketua PSSI periode 2015-2019.
"Ketua Umum PSSI yang terpilih harus membuktikan prestasi di mata dunia," kata Sarman tentang visinya memimpin organisasi tersebut.
Jika terpilih nanti, pria yang menggeluti binsis perminyakan ini bertekad merombak total manajemen PSSI. Dia berencana memasukkan orang-orang baru yang berpikiran progresif, tetapi tetap akuntabel. Tidak hanya itu, Sarman juga akan mencontoh sistem manajemen kompetisi sepakbola Eropa yang disesuaikan dengan karakteristik Indonesia. Salah satu yang dicanangkan Sarman adalah klub profesional harus steril dari dana APBD.
“APBD itu hak rakyat Indonesia, harus dikelola secara transparan untuk pembinaan.pembinaan. Bukan dipakai untuk profesional," ujarnya dia menegaskan.
Untuk maju menjadi bakal calon, ia sangat percaya diri meski hanya didukung klub amatir Urakan FC, yang bermain di Liga Nusantara. Tim ini tidak mempunyai suara di PSSI. Sebelumnya, alumnus UI ini pernah mencalonkan diri di ajang serupa pada KLB tahun 2011. Waktu itu ia mendapat dukungan dari Persikad Depok.