REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester City, Manuel Pellegrini mengingat kala timnya mengalahkan Sunderland 3-2 di Etihad Stadium pada awal tahun 2015. Kemenangan itulah terakhir kali diraih City hingga beranjak ke pertengahan Februari 2015.
Pellegrini enggan menyalahkan siapapun, termasuk Yaya Toure yang membela negaranya Pantai Gading di Piala Afrika tahun ini. Pelatih asal Cile itu hanya mampu menyembunyikan wajah muramnya dan tetap mengatakan timnya masih berpeluang merebut gelar Liga Primer Inggris.
Mengejar tujuh poin dari Chelsea di puncak klasmen Liga Primer Inggris bukanlah perkara mudah yang harus dilakukan Samir Nasri dan kawan-kawan. Tim harus berbenah secepatnya terutama memacu kerja sekeras mungkin demi meminimalisasi poin dari Chelsea.
''Kami harus menjadi tim yang lebih kreatif, bukan hanya karena satu pemain (Toure), meski dia penting bagi kami. Saya pikir masalah ini lebih dari satu orang pemain saja,'' ujar Pellegrini melalui ESPN.
Sikap Pellegrini tersebut wajar untuk menampik ketergantungan City terhadap pemain yang menjadi penyeimbang di lini tengah the Citizens. Pellegrini menyebut City kekurangan ide dalam menyerang dan turunnya semangat untuk bertarung.
Ucapan Pellegrini itu dibuktikan ketika City ditahan imbang, 1-1 Hull City di Etihad Stadium. Itupun harus dilalui dengan keringat yang mengucur di kening Pellegrini karena City baru bisa menyamakan kedudukan pada menit akhir pertandingan melalui James Milner.
Jika Pellegrini menolak ketergantungan City kepada Toure, maka bek Manchester City, Pablo Zabaleta membeberkan kebutuhan klub akan hadirnya Toure. Zabaleta mengatakan, absennya Toure pada empat pertandingan liga membawa dampak negatif. City disebut kehilangan kreatifitas dalam permainan.
''Dia adalah salah satu pemain terbaik dalam tim kami. Pemain yang mengontrol bola di lapangan tengah dan selalu menyiptakan peluang dari luar kotak penalti,'' kata Zabaleta melalui Squawka.
Zabaleta sadar Pellegrini membutuhkan Toure, hanya saja ia menampiknya di depan pers dan memilih untuk bertarung tanpanya. Menurut Zabaleta, tim membutuhkan pemain-pemain terbaik untuk meraih prestasi di sebuah kompetisi.
''Yaya adalah salah satu pemain terbaik itu. Dan Pellegrini tidak mengatakan hal itu di depan pers,'' kata Zabaleta.