REPUBLIKA.CO.ID,ANTARA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (11/2) pagi bergerak menguat sebesar 64 poin menjadi Rp12. 606 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.670 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa adanya kabar Yunani akan melakukan perundingan utang pada pertemuan dengan pejabat di negara-negara Eropa mengurangi kekhawatiran pelaku pasar keuangan global, diharapkan Yunani terhindar dari potensi gagal bayar.
Di sisi lain, lanjut Reza, bank sentral Tiongkok (PBoC) tidak akan melakukan kebijakan ekonomi ketat, sehingga akan memberi ruang untuk ekonomi Tiongkok bertumbuh sehingga diharapkan dapat membantu kinerja ekspor Indonesia.
"Faktor eksternal itu cukup mempengaruhi laju rupiah terhadap dolar AS di pasar valas dalam negeri," katanya, Rabu (11/2).
Ia menambahkan bahwa masih cukup kuatya harapan perekonomian Indonesia pada tahun ini juga masih menjadi salah satu penopang bagi mata uang rupiah untuk bergerak dalam area positif. Pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan dapat mencapai 5,3-5,5 persen, lebih baik dibandingkan 2014 yang sebesar 5,02 persen.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa laju mata uang rupiah akan dipengaruhi sentimen RAPBN-P 2015 yang akan disahkan oleh DPR di pekan ini, diharapkan dinilai positif oleh pelaku pasar.