REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Geram dengan pernyataan PM Australia Tony Abbott yang mengungkit kembali bantuan negaranya untuk warga Aceh pasca dilanda tsunami 2004 lalu dengan rencana eksekusi mati warganya yang menjadi terpidana mati kasus narkoba, sekelompok warga di Jakarta menggelar aksi mengumpulkan uang recehan yang diberi nama 'Coin for Abbot'.
Aksi 'Coin for Abbott' yang berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia itu berhasil menarik perhatian warga yang lalu lalang menikmati acara Car Free Day di Jakarta. Ratusan uang recehan itu dilemparkan warga diatas spanduk bertuliskan Coin for Australia 'We Need a Prime Minister not a Shylock and Drug Defender' (Kami butuh Perdana Menteri bukan Lintah Darat dan Pembela Gembong Narkoba,"
Salah satu inisiator aksi ini, Andi T Sinulingga mengatakan aksi ini merupakan respon kemarahan warga Indonesia yang tidak terima dengan pernyataan PM Australia Tony Abbott karena telah mengungkit kembali bantuan negaranya untuk warga Aceh pasca dilanda bencana tsunami Aceh 2004 lalu dengan rencana eksekusi mati warganya Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Selain dinilai tidak etis, pernyataan Tony Abbott juga dianggap kembali menunjukan sikap semaunya Australia kepada bangsa Indonesia.
"Itu pernyataan yang sangat tidak etis, bencana tsunami aceh 2004 itu bencana maha dashyat.. warga Aceh tidak meminta-minta bantuan tapi sebaliknya dunia internasional yang langsung terketuk hatinya dan menawarkan bantuan atas nama perikemanusiaan. Jadi sangat tidak etis ketika dia (PM Abbott, red) mengungkit bantuan itu demi membela dua gembong narkoba yang telah menyengsarakan banyak warga.
"Kita juga hendak menyatakan kepada PM Australia kalau mereka tidak bisa seenaknya kepada bangsa Indonesia. Hukum Indonesia harus ditegakkan tidak boleh mereka mendikte Indonesia apalagi dengan mengungkit-ungkit bantuannya seperti ini, oleh karena itu Kami bertekad mengembalikan uang bantuan Australia tersebut dari recehan yang dikumpulkan warga, jika 1 orang warga Indonesia mengumpulkan 10 koin seribuan maka kita bisa mengumpulkan 1 trilyun - senilai dengan total bantuan yang diklaim Australia untuk warga Aceh," tambahnya.
Sinulingga menambahkan aksi pengumpulkan koin recehan untuk PM Abbott ini juga dilakukan di Propinsi Nangroe Aceh Daarussaalam, Surabaya, Semarang dan Bandung dan menurut koordinator aksi ini tidak tertutup kemungkinan aksi serupa akan digalang di sejumlah kota lainnya. Koin yang terkumpul nantinya akan diserahkan kepada PM Tony Abbott melalui Kedutaan Besar Australia.
Sejumlah warga yang menyumbang juga mengaku kecewa dengan pernyataan PM Tony Abbott. Afrizal Zaini seorang warga Jakarta asal Sumatera Barat mengaku sangat sakit hati dengan pernyataan Abbott tersebut. Ia bahkan tampak emosional setelah melemparkan koin dari saku celananya.
"Saya warga Sumatera Barat, saya tahu benar betapa dahsyatnya bencana tsunami 2004 lalu dan warga Aceh sangat kesulitan ketika itu. Jadi ketika dia (Abbott) mengungkit bantuannya lagi dia seperti tidak punya perikemanusiaan. Saya sedih sekali, ternyata Australia tidak ikhlas membantu warga Aceh, padahal Australia negara kaya dan kita bertetangga dekat," katanya.
Pekan lalu (18/2) dalam upayanya menyelamatkan dua warga negara Australia dari eksekusi mati yang menurut rencana akan dilakukan dalam waktu dekat, PM Australia, Tony Abbott menyampaikan pernyataan kontroversial dengan mengungkit kembali bantuan Australia kepada warga Aceh yang dilanda tsunami pada 2004 lalu.