REPUBLIKA.CO.ID, PARMA -- Tim yang meraih sukses di era 90-an, Parma, menjelma menjadi sebuah tim pesakitan karena para petinggi tidak konsisten menangani klub. Parma kini mengalami kebangkrutan dan terancam gulung tikar.
Klub yang bermarkas di Ennio Tardini tersebut mengalami nasib yang miris. Parma tak bisa berkiprah lebih jauh dari dunia sepak bola Serie A. Klub yang telah membesarkan nama Hernan Crespo, Gianluigi Buffon, Juan Sebastian Veron, Enrico Chiesa, Nestro Sensini ini bahkan tak mampu melangsungnkan pertandingan.
Melihat hal tragis tersebut, Federico Pizzarotti selaku Walikota Parma pun turun tangan dan memimpin 1.000 barisan fans protes. Mereka melangsungkan demonstrasi di depan Stadio Tardini yang ditutup dan menggantungkan tulisan 'Ditutup karena Terjadi Perampokan' seraya menyindir Presiden Parma,
Giampietro Manenti untuk mundur dari kursi tertinggi klub ."Saya di sini untuk mendukung tim, yang dibuat fans, pemain dan karyawan. Apa yang kurang dari Parma saat ini adalah pemilik, yang jelas dan berdeterminasi. Ini poin penting untuk mengubah situasi," kata Pizzarotti kepada ParmaLive, Senin (23/2)
"Saya pikir rapor Parma bersama Manenti jauh dan tidak dapat diperbaiki. Bahkan, kalaupun uang datang, kepada siapa uang tersebut diserahkan? Situasi sekarang tidak jelas untuk kami menahan institusi keluar," sambungnya.
Gaji para pemain yang menunggak, dijanjikan Manenti untuk dibayar Senin ini. Namun hingga saat ini, tak ada tanda uang tersebut akan keluar dan mereka pun masih menunggu adanya pembayaran tersebut.