REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Muslim, Taufiq Ismail mengungkap, menanamkan rasa cinta membaca dalam diri para siswa butuh waktu lama. Karenanya, ketertinggalan dari negeri tetangga ihwal minat baca mesti dipikirkan serius oleh Kemdikbud era kini.
“Seperti menanam pohon jati. Butuh waktu panjang untuk menikmati hasilnya. Tapi kita mesti optimis,” ujar Taufiq Ismail, Sabtu (28/2).
Menurut penyair senior ini, pengajaran sastra bisa sangat efektif untuk membina kesadaran moral anak-anak muda. Sehingga, mereka bisa dijauhkan dari kecenderungan berbuat kasar. Seperti misal dalam karya-karya sastra selalu termuat keindahan serta makna yang beragam mengenai realitas. Ini kemudian membuka banyak sudut pandang yang bisa didiskusikan bersama. Yakni, antara guru dan para siswa.
“Dengan kewajiban membaca itu, tidak semata-mata membaca. Akan tetapi kemudian, didiskusikan di kelas. Guru membimbing diskusi. Dari novel-novel, cerita-cerita pendek, puisi-puisi yang ada di buku-buku itu, didiskusikan di kelas. Dengan begitu, masuk itu ke dalam hati mereka,” pungkasnya.