REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan, meski kedua terpidana mati asal Australia telah dikirim ke luar penjara Kerobokan namun ia masih berharap eksekusi keduanya akan ditangguhkan. Ia mengatakan akan terus melakukan diplomasi dengan pemerintah Indonesia terkait hal ini.
"Bahkan, dalam 11 jam (terakhir), saya berharap mungkin ada perubahan hati di Indonesia dan eksekusi mungkin akan dihentikan," kata Abbott.
Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu (4/3), Abbott mengatakan eksekusi bertentangan dengan hal baik yang telah mereka lakukan dan itu akan melawan nilai-nilai terbaik yang mereka miliki. Menurutnya, hal itu jadi poin perhatian Abbott untuk dipertimbangkan pemerintah Indonesia.
''Dua orang ini telah melakukan hal yang mengerikan, tapi kini setelah mereka berada di penjara selama sekitar satu dekade, selama itu mereka telah berubah dan telah direhabilitasi. Jadi, sekarang kedua orang ini sebenarnya membantu pemerintah Indonesia dalam memerangi kejahatan narkoba," tambah Abbott.
Chan dan Myuran meninggalkan Lapas Kerobokan pada pukul 07.00 pagi waktu Indonesia tengah (WITA). Keduanya diperkirakan akan tiba di Nusakambangan pada pukul 08.00 (WITA).
Sementara itu, di tengah ketegangan ini, sebuah delegasi bisnis Australia yang dipimpin Menteri Perdagangan Andrew Robb rencananya bulan ini diam-diam akan datang ke Indonesia. Saat ditanya komentarnya terkait kemungkinan adanya larangan para menteri Australia datang ke Indonesia setelah eksekusi, Abbott enggan mengomentari.