Jumat 06 Mar 2015 09:53 WIB

Jangan Sampai Peran KPK Hanya Sekedar Pencegahan

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Koordinator Kontras Haris Azhar meyatakan sikap saat menemui pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/1).  (Antara/Rosa Panggabean)
Koordinator Kontras Haris Azhar meyatakan sikap saat menemui pimpinan KPK di gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/1). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, menghimbau agar Instruksi Presiden (Inpres) 2015 tentang pemberantasan korupsi tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang KPK. Haris juga merasa sebenarnya keputusan presiden untuk membuat inpres kurang tepat.

Kurang tepat yang dimaksudkan Haris disini adalah jika inpres itu nantinya hanya menempatkan KPK di bagian pencegahan saja. Kebijakan Presiden Jokowi itu jangan sampai bertentangan dengan UU KPK yang sudah ada.

Menurut Haris, ada peran yang lebih besar bagi KPK dari sekadar pencegahan. Penerbitan inpres ini dirasa Haris sangat aneh apalagi kalau nantinya hanya menempatkan KPK di pencegahannya saja bukan penindakkan. Melihat prestasi yang sudah ditorehkan lembaga independen dalam mengusut kasus korupsi, dinilai Haris, tidak sepantasnya Presiden Jokowi mendorong dan mengaturnya.

Pria yang Kamis (5/3) siang diperiksa Bareskrim Polri sebagai saksi terkait pelaporan Menteri Tedjo ini beranggapan upaya presiden tersebut nantinya akan melemahkan KPK. Apalagi jika peran KPK nantinya menjadi terbatas. Padahal KPK memiliki andil yang sangat besar dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement