Senin 28 Jul 2025 15:13 WIB

Mal Ramai tapi Sepi Transaksi, Anis: Efek 'Rojali' dan E-Commerce

Masyarakat datang ke mal untuk hiburan, bukan lagi belanja utama.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolandha
Suasana kawasan Blok M usai direvitalisasi di Jakarta, Senin (2/6/2025). Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung resmi membuka kawasan Blok M usai direvitalisasi sekaligus mengganti nama menjadi Blok M Hub yang menandai wajah baru kawasan tersebut. Keberadaan Blok M Hub diharapkan menjadi ruang kreatif yang inklusif, kolaboratif serta bebas dari aktivitas pungutan liar. Revitalisasi tersebut meliputi penataan area trotoar, bangunan penghubung antara terminal Transjakarta Blok M, Stasiun MRT Blok M BCA dan pusat perbelanjaan. Selain itu, kawasan tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas toilet umum, zona kuliner serta dihiasi ornamen khas betawi dan beragam simbol negara-negara ASEAN, mengingat, kawasan Blok M akan dijadikan pusat aktivitas ASEAN.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana kawasan Blok M usai direvitalisasi di Jakarta, Senin (2/6/2025). Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung resmi membuka kawasan Blok M usai direvitalisasi sekaligus mengganti nama menjadi Blok M Hub yang menandai wajah baru kawasan tersebut. Keberadaan Blok M Hub diharapkan menjadi ruang kreatif yang inklusif, kolaboratif serta bebas dari aktivitas pungutan liar. Revitalisasi tersebut meliputi penataan area trotoar, bangunan penghubung antara terminal Transjakarta Blok M, Stasiun MRT Blok M BCA dan pusat perbelanjaan. Selain itu, kawasan tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas toilet umum, zona kuliner serta dihiasi ornamen khas betawi dan beragam simbol negara-negara ASEAN, mengingat, kawasan Blok M akan dijadikan pusat aktivitas ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati menilai fenomena Rojali atau rombongan jarang beli di pusat perbelanjaan atau mal merupakan gejala yang mencerminkan pergeseran perilaku konsumen di tengah tekanan ekonomi. Anis mengatakan fenomena ini menggambarkan situasi di mana masyarakat tetap berkunjung ke mal, namun enggan melakukan transaksi pembelian karena berbagai alasan, salah satunya melemahnya daya beli.

"Jika daya beli masyarakat menurun, prioritas belanja akan bergeser dari barang tersier ke kebutuhan pokok. Jadi, pengunjung tetap datang ke mal, tapi tidak dengan niat berbelanja, melainkan mungkin mencari hiburan atau sekadar ngadem," ujar Anis di Jakarta, Senin (28/7/2025).

Baca Juga

Anis menjelaskan perubahan ini turut dipengaruhi transformasi konsep pusat perbelanjaan yang kini tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, tetapi juga sebagai ruang rekreasi dan sosial. Anis mengatakan mal telah menjadi destinasi hiburan, tempat makan bersama keluarga, hingga sarana bermain anak-anak, yang menjadikannya tetap ramai meski transaksi minim.

"Ini adalah perubahan fungsi mal dari sekadar tempat transaksi menjadi ruang publik multifungsi," ucap Anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) Jakarta Timur tersebut. 

Anis juga menyoroti peran e-commerce dalam mendorong fenomena Rojali. Menurutnya, kehadiran platform belanja online (daring) membuat sebagian konsumen hanya menggunakan mal sebagai tempat untuk melihat-lihat dan mencoba barang secara langsung, sebelum akhirnya membeli secara daring dengan harga lebih murah.

"Banyak konsumen kini menggunakan mal sebagai showroom fisik. Mereka melihat, mencoba, atau membandingkan produk di toko, lalu membelinya secara daring karena seringkali lebih murah atau ada promo menarik," ucap Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS tersebut. 

Anis menegaskan kondisi ini menjadi tantangan bagi pengelola mal dan pelaku ritel. Menurut Anis, industri ini dituntut beradaptasi dengan strategi baru yang tidak semata-mata mengandalkan penjualan produk, melainkan juga menciptakan pengalaman belanja yang lebih menarik dan relevan bagi masyarakat.

"Mereka perlu memikirkan strategi baru yang tidak hanya berfokus pada penjualan barang, tetapi juga pada penciptaan pengalaman yang menarik, unik, dan relevan agar pengunjung merasa termotivasi untuk berbelanja," kata Anis. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement