Jumat 20 Mar 2015 16:42 WIB

Target Produksi Beras Direvisi, Swasembada Beras Yakin Tercapai

Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan merevisi target produksi beras nasional setelah mendapat data kebutuhan konsumsi beras per kapita.

Pemerintah pada Jumat (20/3) melakukan penyesuaian data terkait konsumsi beras per kapita dengan membandingkan sejumlah nilai yang digunakan oleh beberapa kementerian dan institusi negara seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Badan Pusat Statistik.

Jumlah takaran tersebut antara lain yang pertama dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) rumah tangga ukuran 87,63 kg per tahun atau 240 gram per hari, kedua dari BPS/Kemendag rumah tangga dan rumah makan 114 kg per tahun atau 312 gram per hari. Lalu yang ketiga yaitu takaran data neraca beras Kementan 124 kg per tahun atau 340 gram per hari dan yang keempat dari Badan Pusat Statistik 139 kg per hari atau 380 gram per hari.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengatakan dengan menggunakan 114 kilogram tersebut maka ditemukan total konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 28 juta ton.

Andrinof menilai dengan produksi beras yang sudah dimiliki Indonesia saat ini maka swasembada beras dapat tercapai.

"Kalau begitu kemungkinan besar produksi beras Indonesia ya optimis surplus. Itu yang kami akan verifikasi lebih lanjut," kata Andrinof.

Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla yakin bahwa dengan total konsumsi tersebut maka dengan menambah 1,5 juta ton beras dibanding tahun sebelumnya maka Indonesia sudah bisa mencapai swasembada beras.

"Jadi swasembada itu bukan kerja yang terlalu berat sebenarnya. Kalau pemerintah memperbaiki maka dapat membuktikan itu," kata Kalla.

Kalla mengatakan pencapaian swasembada beras tergantung kepada pengairan sawah, kualitas dan kuantitas pupuk dan ketersediaan lahan.

"Jadi produksi beras memang harus kita review kembali. Mungkin luasan sawah tidak banyak efektif lagi selama ini. Itu juga tentu menurut saya adalah angka-angka sebelumnya," kata Kalla.

Pada 2013, Indonesia mencatat produktivitas beras nasional rata-rata pertahun sekitar 38 juta ton dari 71,28 juta ton gabah kering giling.

Data sementara Badan Pusat Statistik pada Maret 2015 mencatat produksi gabah kering giling pada 2014 sebanyak 70,83 juta ton. Nilai tersebut menurun dari produksi pada 2013 sebesar 0,45 juta ton yang diperkirakan karena penurunan luas panen dan produktivitas tanaman.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement