Sabtu 11 Apr 2015 05:36 WIB

Marjolein: Kutemukan Kebenaran dalam Islam

Marjolein mantap memeluk Islam setelah mempelajari banyak agama lainnya.
Foto: bilderaugsburger
Marjolein mantap memeluk Islam setelah mempelajari banyak agama lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, FREIBURG -- Muslimah cantik bertutup semua auratnya. Tersujud pada selembar sajadah sembari melantunkan takbir, 'Allahu Akbar'. Marjolein Khan Kamp (30 tahun), mengaku kini hidupnya tenang dan penuh damai. Delapan tahun lalu, gadis asal Jerman itu mantap memilih Islam.

Islam, kata dia seperti dalam wawancara bersama Stern.de, Jumat (10/4), adalah agama yang membuatnya puas untuk menyampaikan semua pertanyaannya. Perasaan ingin tahu mana agama yang benar, tak menyurutkan langkahnya meniti jalan hidayah, meski orang tua, agama Kristen Protestan, keras melarangnya.

"Saya sedari dulu bertanya, mengapa orang melakukan dosa, dan mengapa Yesus Anak Allah," ujar wanita muda tersebut. Pertanyaan itu yang membuatnya banyak mempelajari agama di dunia, mulai dari Hindu hingga Buddha. Namun akhirnya, pada Islam lah Khan Kamp menemukan jawaban.

Pada awalnya, kata dia, Islam ia anggap merupakan agama untuk orang asing dan perempuan yang tertindas. Kendati demikian, berkat bimbingan sahabat dan beberapa Imam-imam Masjid di sekitaran Freiburg, ia menemukan Islam yang sesungguhnya.

"Saya masih akan terus ingat saat mengucapkan syahadat di depan dua orang saksi, dan saya sangat mudah untuk menjadi muslim," katanya.

Syahadat, kata dia, Diyakini adalah bentuk komitmen, kesadaran, dan kepasrahan kepada Allah SWT dan meyakini bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir.

Salah satu petugas sosial di Islamic Centre Freiburg, Reza Bega menyebut animo masyarakat begitu besar untuk mempelajari dan kemudian masuk Islam. "20 sampai 30 orang per tahun yang memilih Islam," kata dia. Secara resmi, kata dia, hingga saat ini tercatat ada 30.000 mualaf di kota Freiburg.

"Tapi jumlah sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement