Jumat 17 Apr 2015 16:57 WIB

BI: ULN Swasta Februari Melambat

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat pelambatan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sektor swasta pada Februari 2015. Secara keseluruhan, ULN Indonesia tumbuh 9,4 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Januari 2015 sebesar 10,5 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN pada akhir Februari 2015 tercatat sebesar 298,9 miliar dolar AS. Total ULN terdiri dari ULN sektor publik sebesar 134,8 miliar dolar AS atau 45,1 persen dari total ULN, serta ULN sektor swasta sebesar 164,1 miliar dolar AS atau 54,9 persen dari total ULN.

“Perkembangan ULN pada Februari 2015 dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik maupun sektor swasta,” ujar Tirta dalam siaran pers, Jumat (17/4).

Tirta menjelaskan, ULN sektor publik tumbuh 4,4 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen (yoy). Pelambatan itu didorong oleh menurunnya posisi pinjaman luar negeri Pemerintah.

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor swasta melambat dari 14,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 13,8 persen (yoy). Pelambatan itu terutama juga didorong menurunnya pertumbuhan pinjaman luar negeri.

Berdasarkan jangka waktu asal, lanjutnya, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang yang mencapai 85,3 persen dari total ULN. ULN berjangka panjang pada Februari 2015 tumbuh 9,8 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan Januari 2015 yang tercatat sebesar 10,9 persen (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 7,2 persen (yoy), juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,1 persen (yoy).

Pada akhir Februari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 131,3 miliar dolar AS atau 97,5 persen dari total ULN sektor publik. Sedangkan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar 123,7 miliar dolar AS atau 75,4 persen dari total ULN swasta. Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek mencapai 43,8 miliar dolar AS atau 14,7 persen dari total ULN.

Di sektor swasta, posisi ULN pada akhir Februari 2015 terutama terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta masing-masing sebesar 29,4 persen, 20,0 persen, 16,1 persen, dan 11,7 persen. Pada Februari 2015, ULN sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sedangkan ketiga sektor lainnya mengalami pelambatan.

“Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian,” imbuh Tirta.

Ke depan, tambahnya, Bank Indonesia akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal itu dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement