REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pada akhir Mei, Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) telah menyerahkan permintaan ke Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) untuk memberi sanksi kepada Asosiasi Sepakbola Israel (IFA). Hal ini terkait daftar pelanggaran Israel seperti dilansir Middle East Eye. Hingga kini, pihak Palestinia meminta kejelasan FIFA mengenai hal tersebut.
Israel memberlakukan larangan perjalanan pada pemain sepak bola Palestina beserta stafnya. Hal ini mencegah tim sepak bola Palestina bergerak bebas antara Tepi Barat, Jalur Gaza, hingga luar negeri. Menurut PFA, hal ini melanggar statuta FIFA.
IFA membantah hal tersebut dengan mengatakan Israel menghambat perkembangan sepakbola Palestina melalui pencegahan pembentukan klub di Yerusalem Timur. Ditambah lagi dengan penolakan mengeluarkan izin yang diperlukan untuk kunjungan delegasi asing.
Seorang politisi Palestina yang terkenal, Jibril al-Rajoub memimpin PFA untuk menyampaikan tuntutan kepada perwakilan dari 209 negara anggota FIFA bulan depan di Zurich. Jika tuntutan berhasil, maka Israel akan menjadi satu-satunya tim nasional yang menghadapi pengasingan dari sepakbola internasional. Sebelumnya, hanya Afrika Selatan yang dilarang FIFA bertanding karena politik apartheid sejak 1964 hingga 1992.
Organisasi Otoritas Palestina (PA) menyatakan, PFA telah menekan Israel di arena internasional."Israel sedang menikmati status dengan menjadi bagian dari FIFA, namun mereka melanggar hak kami untuk bermain sepak bola," kata Rajoub, perwakilan pihak Palestina.
PFA berencana untuk menekan FIFA mengambil tindakan atas penahanan dan penganiayaan pemain Palestina, termasuk kiper Mahmoud Sarsak. Selain itu, Rajoub meminta FIFA menyoroti sikap rasisme klub-klub sepakbola Israel, termasuk Beitar Jerusalem. Tim itu baru-baru ini mengatakan kepada stasiun radio lokal bahwa ia tidak akan pernah mempertimbangkan untuk menerima pemain Arab.