REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Badai hebat masih melanda Australia, Rabu (22/4). Dalam perkembangan terbaru, sekitar 100 orang telah berhasil diselamatkan dari air bah di New South Wales.
Sekitar 200 ribu rumah masih tidak memiliki akses listrik. Biro meteorologi Australia (BoM) memperingatkan badai belum berakhir. Hujan lebat dan angin kencang diramalkan masih akan terjadi.
''Kami melihat angin, hujan, banjir masih akan terjadi dan ini masih berbahaya,'' kata Perdana Menteri negara bagian New South Wales Mike Baird, dikutip ABC News.
Menurutnya, berita baiknya adalah ada beberapa penurunan. BoM mengatakan kecepatan angin telah menurun jadi 100 km per jam. Namun, angin di sepanjang pantai masih memungkinkan untuk membawa banjir di area Sydney dan distrik Illawarra.
''Kita harus terus memantau hingga 48 jam mendatang,'' kata Baird.
Ia menambahkan, beberapa daerah yang terimbas paling parah akan dideklarasikan sebagai area bencana alam.
Area Dungog adalah salah satu yang terparah, dengan curah hujan tertinggi selama satu dekade. Kota Greta dekat Maitland juga mengalami banjir parah. Salah satu penduduk mengatakan air naik begitu cepat.
''Saat saya menelepon layanan darurat tingginya sepinggang. Beberapa menit kemudian, air sudah mencapai punggung,'' kata Henry Krayevski, dikutip BBC.
Ia kemudian harus naik pohon agar tidak ikut hanyut. Walikota Warringah, Michael Regan mengatakan hujan dan angin juga masih konsisten di pantai utara. ''Penduduk mengatakan mereka tidak pernah melihat yang seperti ini,'' katanya.
Media lokal melaporkan gelombang setinggi 15 meter di pantai Sydney. Kapal yang seharusnya berlabuh di pelabuhan Sydney tidak bisa merapat sehingga terperangkap di lautan.
Hujan dan banjir juga melumpuhkan transportasi publik. Kereta bawah tanah dan jalanan ditutup, termasuk bandara. Beberapa penerbangan terpaksa dibatalkan.