REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi sudah membekukan kepengurusan PSSI. Pembekuan PSSI ini akan dilanjutkan dengan membentuk tim transisi untuk mengurusi sepak bola nasional sementara.
Namun, sampai saat ini, Imam belum mengumumkan nama-nama tim transisi yang akan mengambil alih kepengurusan sepak bola sementara. Meskipun, Imam mengaku saat ini tim transisi sudah ada.
"Sudah ada, tapi belum bisa didetailkan," kata Imam usai menghadiri Konferensi Parlemen Asia-Afrika di Jakarta, Kamis (23/4).
Atas pembekuan kepengurusan PSSI hasil munas luar biasa di Surabaya ini, dunia sepak bola Indonesia terancam sanksi dari Badan sepak bola internasional, FIFA. Namun, Imam menegaskan agar Indonesia tidak takut dengan ancaman dari FIFA. Kalau sanksi dari FIFA ini dapat membuahkan hasil yang positif untuk sepak bola Indonesia.
Menurut Imam, usai pembekuan kepengurusan PSSI bukan respons negatif yang diterima justru respon positif. Imam mengatakan apa yang dilakukannya adalah upaya perbaikan sepak bola nasional.
Sebab, rakyat Indonesia sudah rindu dengan prestasi sepak bola yang menjadi kebanggaan dan harga diri bangsa. Sehingga, tidak ada lagi peristiwa sepak bola gajah, kasus pengaturan skor pertandingan, serta kasus lain yang merusak kebesaran sepak bola di Indonesia.
Bahkan, lanjut Nahrawi, pihaknya siap dengan gugatan yang diajukan oleh PSSI dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Nahrawi mengatakan, Indonesia adalah negara hukum dan negara demokrasi, sehingga siapapun berhak berpendapat dan mengajukan kasus ke jalur hukum.
Ditanya soal kelanjutan apakah Menpora juga akan mencopot ketua PSSI La Nyala Mataliti, Imam mengatakan semua kebijakan yang diambilnya ada proses dan administrasinya. "Kita lihat saja nanti," tegasnya.