REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Gempa berkekuatan 7,8 Skala Ritchter menyerang Nepal Sabtu akhir pekan lalu dan menyebar ketakutan dari Kathmandu hingga ke desa-desa kecil di lereng Gunung Everest.
Ini memicu longsor yang menyebabkan kerumunan penduduk memutuskan tinggal di jalanan, lapangan golf, taman, hingga di tenda-tenda pengungsian.
Seorang korban gempa, Rajendra Dhungana (34 tahun) mengatakan dirinya dan ratusan korban lain tinggal di tenda terbuka dilapisi puing-puing bangunan yang runtuh.
"Kami belum merasa aman sama sekali. Ada begitu banya gempa susulan dan tak kunjung berhenti," kata Dhungana, dilansir dari National Post, Senin (27/4).
Dhungana lebih lanjut mengatakan dirinya melihat ratusan mayat dikremasi di Kuil Pashuputi Nath, Kathmandu. Dia tak pernah berikir akan melihat begitu banyak korban tewas yang jatuh.
"Nepal harus banyak mengambil pelajaran dari ini. Kita harus menyadari bangunan yang tepat untuk dibangun di sini. Harus ada juga ruang terbuka untuk jalur evakuasi," ujarnya.
Pihak berwenang di Nepal menginformasikan setidaknya 2.430 orang tewas, belum termasuk 18 korban tewas akibat longsoran salju dan 61 lainnya meninggal akibat gempa yang ikut mengguncang India dan beberapa negara tetangga.